Presiden Donald Trump mengancam akan memotong bantuan ke Honduras, jika pemerintah Honduras tidak menghentikan rombongan migran besar menuju ke Amerika.
Rombongan yang diperkirakan berjumlah 1.600 hingga 2.000 orang hari Senin berangkat dari Honduras ke Guatemala dan berharap bisa tiba di Amerika. Mereka melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan di negara asal mereka. Mereka sudah dua kali menerobos cegatan polisi yang dikerahkan untuk menghentikan mereka. Pertama di perbatasan, kemudian di kota Esquipulas, Guatemala.
Otoritas imigrasi Meksiko memperingatkan hari itu bahwa hanya migran yang memenuhi persyaratan akan diizinkan masuk ke negara itu.
Rombongan bergerak dimulai dengan kurang dari 200 orang di kota San Pedro Sula, Honduras salah satu tempat paling berbahaya di dunia. Dengan menyanyikan lagu kebangsaan Honduras, berdoa dan melantunkan, "Ya kita bisa," peserta rombongn makin banyak ketika melintasi negara itu.
Sehari sebelumnya, Wakil Presiden AS, Mike Pence mendesak pemerintah Honduras, El Salvador, dan Guatemala untuk membujuk rakyat mereka untuk tinggal di dalam negeri.
Menurut Badan Pembangunan Internasional pemerintah AS (USAID), Amerika memberi sekitar $127 juta bantuan ke Honduras pada tahun 2016, ketika PDB negara itu sekitar $ 22 miliar, menurut Bank Dunia.
Pada bulan April, Trump mengancam akan menarik bantuan untuk negara Amerika Tengah itu, setelah sekitar seribu rombongan migran berangkat dari sana menuju ke Amerika. (ps/al)