Presiden AS Donald Trump bersikeras mengatakan, warga Amerika keturunan Yahudi seharusnya memberikan suara mereka untuk Partai Republik karena memilih calon dari Partai Demokrat menunjukkan ketidakperdulian dan ketidaksetiaan pada masyarakat Yahudi.
Pernyataan Trump ini merupakan bagian dari serangannya terhadap empat legislator Partai Demokrat, yang dua di antara mereka dilarang mengunjungi Israel, sesuai permintaan Trump. Banyak Amerika keturunan Yahudi mengungkapkan, pernyataaan Trump yang mempertanyakan kesetiaan mereka itu serupa dengan retorika masa lalu yang membangkitkan sentimen anti-Yahudi di berbagai penjuru dunia.
Trump menguatkan pernyataan yang dikeluarkannya Selasa lalu bahwa orang-orang Amerika keturunan Yahudi yang memberikan suara mereka untuk Partai Demokrat menunjukkan kekurangpahaman atau ketidaksetiaaan berat.
Menjelang perjalanannya ke Kentucky untuk menghadiri sebuah acara, Rabu (21/8), presiden mengatakan, Demokrat melakukan banyak hal buruk terhadap Israel.
"Menurut pendapat saya, jika Anda memilih Demokrat, Anda tidak setia pada masyarakat Yahudi, dan Anda sangat tidak setia pada Israel. Hanya orang-orang lemah yang tidak sependapat dengan itu,” kata Trump.
Pemimpin minoritas Senat AS, Chuck Schumer, legislator keturunan Yahudi di Kongres AS, mengecam pernyataan itu dalam cuitannya di Twitter. Ia mengatakan, pernyataan tersebut secara sengaja atau tidak disengaja, mempromosikan sentimen anti-Yahudi di Amerika dan dunia.
Senator Bernie Sanders dari Vermont, satu-satunya keturunan Yahudi yang mencalonkan diri sebagai presiden, bereaksi terhadap pernyataan tersebut dalam kampanyenya di Iowa, Selasa.
"Saya bangga sebagai seorang keturunan Yahudi, dan saya tidak mempunyai masalah memilih Partai Demokrat. Pada kenyataannya, saya berniat memilih seorang Yahudi untuk menjadi presiden Amerika Serikat mendatang,” tuturnya.
Banyak orang Yahudi di Israel berpihak pada presiden AS itu.
Seorang pemilik toko bernama Yossi mengatakan, "Ia benar, sejuta persen. Mereka tidak setia. Demokrat tidak setia. Mereka selalu menentang kita, menentang rakyat kita, menentang negara kita, menentang Israel. Mereka memilih Cinton dan Obama. Apa yang dilakukan Obama? Hanya persoaalan. Trump benar.”
Begitu pun ujar Itsik Chuna, seorang pekerja pasar. "Jika ia mengatakannya, ia kemungkinan tahu dan paham apa yang ia katakan. Jika Trump mengatakannya, saya setuju dengannya 100%.”
Beberapa lainnya, termasuk cendekiawan Shmuel Rosner dari Jewish People Policy Institute, mengungkapkan keprihatinan. "Kita tahu dari sejarah lama kita, bahwa mempertanyakan kesetiaan orang-orang Yahudi tidak pernah baik bagi orang-orang Yahudi. Apakah itu kesetiaan pada negara mereka atau kesetiaan pada rakyat mereka, ini merupakan amunisi di tangan musuh-musuh Yahudi. Dan ketika presiden Amerika Serikat mengatakan hal-hal seperti itu, ini menciptakan situasi yang tidak sehat dan tidak aman bagi kebanyakan orang Yahudi.”
Jajak-jajak pendapat terbaru menunjukkan sekitar 75 persen warga Amerika keturunan Yahudi mengidentifikasi diri mereka sebagai pendukung Partai Demokrat. Pernyataaan Trump yang mempertanyakan kesetiaan dipandang sebagai usaha mengubah itu.
Terlepas dari afliasi politik mereka, banyak orang keturunan Yahudi di Amerika khawatir bahwa anggapan mereka lebih setia pada Israel dan keyakinan mereka ketimbang pada negara mereka bisa mengancam keselamatan mereka di tengah-tengah bangkitnya gerakan supremasi kulit putih dan neo-Nazi. [ab/lt]