Tautan-tautan Akses

Trump Bersikeras Nyatakan Penyelidikan Tunjukkan Ia Tidak Bersalah


Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Foto: dok).
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Foto: dok).

Sementara sejumlah pejabat pemerintahan memberikan kesaksian dalam sidang penyelidikan pemakzulan pekan ini, Presiden Donald Trump dan sekutu-sekutunya dari fraksi Republik berusaha mengonter tuduhan bahwa Trump menuntut Ukraina menyelidiki saingan politiknya sebagai imbalan menyalurkan bantuan militer. Meski menghadapi kesaksian mengejutkan yang menyerang jantung pertahanan Trump, presiden dan sekutu-sekutunya membantah beberapa bagian dari kesaksian mereka. Koresponden VOA di Gedung Putih Patsy Widakuswara menelaah apakah strategi ini mungkin bisa mengubah pandangan publik, termasuk para pendukung setia Trump.

Pertempuran di Ukraina yang telah berlangsung lima tahun, dan masih berlanjut, sudah menelan 13.000 korban. Gambaran suram ini ikut melatari penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump mengenai apakah ia menahan bantuan militer untuk Ukraina sebelum Ukraina mengumumkan penyelidikan terhadap Joe Biden, saingan politiknya.

Pekan ini sejumlah saksi memberikan kesaksian yang menyiratkan bahwa sekutu-sekutu Trump (pengacara pribadi Rudy Guiliani dan Dubes AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland) berusaha menekan Ukraina atas perintah Trump.

Pada Kamis (21/11), Fiona Hill, mantan pakar masalah Rusia di Dewan Keamanan Nasional, menggambarkan kekecewaaannya terhadap Sondland pada Juli lalu ketika ia berusaha menawarkan kepada Ukraina sebuah pertemuan di Gedung Putih sebagai imbalan penyelidikan terhadap mantan wakil presiden Joe Biden.

“Ia terlibat dalam urusan politik domestik. Dan kami terlibat dalam kebijakan keamanan luar negeri. Dua hal itu bertentangan,” jelas Fiona Hill.

Hill juga membantah pandangan fraksi Republik sewaktu mereka membela usaha presiden di Ukraina dengan alasan bahwa Kiev lah -- bukan Moskow -- yang mencampuri pemilu presiden AS tahun 2016.

“Ini cerita fiksi yang dihembuskan dan dibesar-besarkan dinas-dinas keamanan Rusia. Kebenaran buruknya adalah bahwa Rusia adalah kekuatan asing yang secara sistematis menyerang institusi-institusi demokrasi pada 2016,” lanjutnya.

Sementara itu Trump terus menerus menegaskan pesan utamanya. “Ini pernyataan final dari Presiden Amerika Serikat, saya tidak menginginkan apa-apa,” komentarnya.

Presiden merujuk kepada kesaksian Sondland pada Rabu, yang menggambarkan pembicaraan telepon di mana Trump mengatakan kepadanya bahwa ia tidak menginginkan balas jasa (quid pro quo), sebuah argumentasi yang terus difokuskan presiden dan sekutu-sekutu fraksi Republiknya selama penyelidikan pemakzulan.

Jennifer Victor, pakar ilmu politik George Mason University mengatakan, “Mereka terus menerus menggunakan kalimat itu, meskipun banyak saksi yang datang dan menjelaskan apa yang sebetulnya adalah quid pro quo, seolah-olah kalimat quid pro quo adalah kriteria untuk memutuskan apakah tindakan presiden merupakan tindakan yang pantas.”

Sondland ingat pembicaraan dengan Trump pada 9 September, hari di mana fraksi Demokrat di DPR mengumumkan akan menyelidiki penahanan bantuan ke Ukraian. Ini kemungkinan mengindikasikan bahwa Trump bermaksud membersihkan namanya dalam pembicaraan telepon itu.

Namun, para analis mengatakan, rincian itu bukanlah masalah bagi kebanyakan warga Amerika. Kebanyakan warga Amerika, kata mereka, sulit memahami informasi yang masuk dan ke luar dari penyelidikan itu. Para pendukung Partai Demokrat akan berusaha memahami ini dari sumber-sumber Demokrat, begitupun halnya dengan para pendukung Partai Republik yang mencari tahu dari sumber-sumber Republik.

Sejauh ini jajak-jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Amerika tidak mengatakan apa-apa mengenai apa yang mereka dengar dari penyelidikan ini yang akan mengubah pandangan mereka mengenai pemakzulan, dan mengenai Presiden Trump. [ab/lt]

XS
SM
MD
LG