Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana mengerahkan lebih banyak aparat keamanan federal yang kontroversial di jalan-jalan sejumlah kota di AS. Langkah itu untuk mencegah hal yang dideklarasikannya sebagai kekerasan yang tidak dapat diterima.
Dalam komentarnya kepada sejumlah wartawan, Senin (20/7) di Oval Office, Trump menyatakan pasukan keamanan federal di pusat kota Portland, Oregon melakukan "pekerjaan yang fantastis" selama tiga hari terakhir.
Wali Kota Portland Ted Wheeler tidak setuju akan hal tersebut. Minggu ini kepada sejumlah wartawan, Ted Wheeler menyatakan tindakan yang dilakukan beberapa pejabat penegakan hukum federal merupakan "penyalahgunaan taktik polisi oleh pemerintah federal" yang ia sebut tidak konstitusional.
Jaksa Agung Oregon meminta hakim federal untuk mengeluarkan perintah penahanan untuk mencegah aparat keamanan federal melakukan penangkapan lagi.
Para pejabat kota dan negara bagian tersebut mengemukakan personil para-militer, yang tampaknya petugas dari beberapa lembaga penegak hukum federal namun tidak menunjukkan identitas diri mereka, memperburuk ketegangan yang terjadi dengan para pendemo. Lebih banyak lagi petugas keamanan akan diberangkatkan ke sejumlah kota AS lainnya.
Menurut harian the Chicago Tribune, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (the Department of Homeland Security/DHS) berencana untuk mengirim sekitar 150 petugas federal ke Chicago minggu ini.
Surat kabar itu melaporkan sedikitnya 71 orang ditembak di Chicago, 12 di antaranya dalam keadaan fatal, dari Jumat (17/7) sore hingga Senin (20/7) pagi.
Trump menyebutkan pasukan tambahan itu kemungkinan dikirim pada Senin ke kota New York, di mana ia menyatakan para politisi dari Partai Demokrat "tidak tahu apa yang mereka lakukan."
Presiden AS itu juga mengindikasikan situasi yang tidak bisa ditoleransi terjadi di Philadelphia, Detroit, Baltimore dan Oakland. [mg/pp]