Menghadapi kritik bipartisan terhadap penolakannya untuk secara terbuka mengakui bahwa Rusia telah campur tangan pada pemilu presiden Amerika dalam pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin hari Senin (16/7), Presiden Trump mengatakan kedua negara adidaya itu “harus akur.”
Dalam cuitan yang dipasangnya di Twitter ketika ia berada di pesawat kepresidenan Air Force One – dalam perjalan pulang ke Amerika – Trump mengatakan, “Sebagaimana yang saya sampaikan hari ini dan pada banyak kesempatan sebelumnya, saya memiliki kepercayaan SANGAT BESAR pada intelijen SAYA.”
Ditambahkannya, “Namun saya juga mengakui bahwa untuk membangun masa depan yang lebih cerah, kita tidak dapat secara eksklusif fokus pada masa lalu, sebagai dua kekuatan nuklir terbesar di dunia, kita harus akur!”
Trump mengadakan pertemuan dengan Putin selama tiga jam sebelum melangsungkan konferensi pers bersama dimana Trump tidak membantah sangkalan pemimpin Rusia itu tentang dugaan campur tangan terhadap pemilu presiden Amerika tahun 2016.
Badan-badan intelijen Amerika dengan suara bulat menyimpulkan bahwa Rusia telah melakukan campur tangan terhadap pemilu presiden tahun 2016, kemungkinan besar untuk membantu tim kampanye Trump. [em/al]