Presiden AS Donald Trump mengatakan, dia akan mencalonkan William Barr sebagai jaksa agungnya yang baru. Barr pernah menduduki jabatan yang sama semasa pemerintahan Presiden George HW Bush.
“Orang luar biasa, dan brilian,” kata Trump kepada reporter Jumat (7/12). “Dia adalah pilihan saya dari hari pertama. Dihormati kalangan Republik dan juga Demokrat.”
Barr adalah seorang Republik dan pengacara, akan menggantikan pejabat Jaksa Agung Matthew Whitaker. Whitaker ditunjuk bulan lalu untuk memimpin Kejaksaan setelah Trump memecat Jeff Sessions.
Barr harus dikonfirmasi oleh Senat, sebuah proses yang menurut Trump diharapkan akan dilakukan tanpa penundaan.
Pengumuman itu datang di tengah-tengah penyelidikan Penyidik Khusus Robert Mueller ke dalam campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden pada 2016, yang diawasi oleh Kejaksaan Agung.
Dengan menunjuk mantan Jaksa Agung William Barr untuk memimpin Kejaksaan Agung lagi, Presiden Trump telah memilih seorang pengacara yang sangat dihormati dan kaya pengalaman untuk memimpin sebuah departemen pemerintah yang penting serta mengawasi penyelidikan hukum yang penting.
Tetapi Barr, usia 68 tahun, yang memimpin Kejaksaan Agung dari 1991 sampai 1993 semasa Presiden George HW Bush, punya sikap skeptis dengan penyelidikan pejabat pemerintah, serta mendukung sebuah cabang eksekutif yang kuat.
Ketika menjabat dulu, Barr mengawasi dua penyelidikan independen. Pertama, penyelidikan terhadap Afair Iran Kontra, dan kedua, penyelidikan terhadap pejabat Gedung Putih yang mengutak-atik file paspor Bill Clinton ketika berlangsung kampanye presiden.
25 tahun terakhir ini Barr bekerja di sektor swasta dan menjadi pengacara hukum untuk dua bisnis telekom, GTE Corporation dan Verizon Communications, serta bekerja untuk firma hukum bergengsi, Kirkland & Ellis. [jm]
