Presiden Amerika Donald Trump mengatakan kepada para wartawan, Senin malam (26/11) bahwa pemerintahannya tidak bermaksud mengizinkan migran dari Amerika Tengah yang melakukan perjalanan ke perbatasan Amerika-Meksiko memasuki Amerika.
Komentar itu disampaikan setelah terjadi bentrokan di daerah sekitar pintu gerbang di perbatasan San Ysidro yang memisahkan kota San Diego di Amerika dan kota Tijuana di Meksiko.
Sekelompok migran berdemonstrasi secara damai untuk memprotes lamanya proses permohonan suaka mereka hari Minggu, dan sebagian migran menerobos dan mencoba melintasi perbatasan dengan paksa. Petugas patroli perbatasan Amerika menanggapi keadaan itu dengan menembakkan gas air mata.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika, Kirstjen Nielsen, mengatakan petugas Bea Cukai dan Patroli Perbatasan “terkena proyektil yang dilempar anggota karavan,” dan badan tersebut menyatakan, insiden itu memaksa petugas menggunakan gas air mata “karena risiko keselamatan para petugas.”
Presiden Amerika Donald Trump hari Senin mendukung klaim itu.
Dalam pernyataan, Kementerian Dalam Negeri Meksiko mengatakan pihak berwenang menahan kelompok yang terdiri atas sekitar 500 orang yang “dengan kekerasan” berusaha melintasi perbatasan dekat pintu masuk San Ysidro, dan bahwa mereka yang diketahui terlibat akan segera dideportasi. [lt]