Sebelum kedatangannya ke China yang dijadwalkan hari Rabu (8/11), Presiden Amerika Donald Trump memuji pemimpin China Xi Jinping, yang disebutnya sebagai pemimpin ekonomi terbesar kedua di dunia, atas bantuan yang telah diberikan sebagai tanggapan atas ancaman Korea Utara. Pemimpin Amerika itu juga mengisyaratkan, mungkin akan ada lebih banyak bantuan dari Xi Jinping.
Selama berminggu-minggu, sudah jelas Korea Utara akan menjadi isu utama dalam lawatan Presiden Donald Trump ke Asia dan China.
Hari Selasa (7/11) di Seoul, Korea Selatan, Trump menekankan tekad Amerika untuk menghentikan ambisi nuklir Korea Utara. Ia juga berbicara dengan nada mendamaikan, mendesak Korea Utara untuk membuat kesepakatan.
"Saya benar-benar percaya, masuk akal bagi Korea Utara untuk datang ke meja perundingan dan membuat kesepakatan yang baik bagi rakyat Korea Utara dan masyarakat dunia. Saya melihat langkah tertentu, ya. Tetapi mari kita lihat apa yang terjadi," kata Trump.
Presiden Korea Selatan juga menekankan pentingnya China dan Amerika untuk fokus pada masalah itu. Meskipun mengecam China pada masa lalu karena tidak cukup berupaya, Trump mengatakan, Presiden Xi telah "sangat membantu," dan ia menambahkan "Anda akan segera tahu betapa membantunya dia."
Apa artinya itu, tidak jelas. Meskipun menjadi mitra dagang dan pendukung diplomatik terbesar Korea Utara, China baru-baru ini mendukung beberapa sanksi terberat bagi Korea Utara.
Pejabat China mengatakan lawatan Trump yang "lebih dari kunjungan kenegaraan" akan membawa "hasil yang signifikan" bagi perdagangan dan masalah Korea Utara. Kontrak miliaran dolar diperkirakan akan ditandatangani dalam persinggahan itu.
Trump tidak akan banyak berinteraksi dengan masyarakat Tionghoa dan keamanan telah ditingkatkan.
Pintu-pintu Kota Terlarang ditutup untuk umum, tetapi akan dibuka bagi Trump dan keluarganya begitu ia tiba untuk tur dan makan malam. [ka/jm]