Presiden Amerika Serikat Donald Trump Kamis (15/8) dalam cuitan di Twitter menyarankan agar Presiden China, Xi Jinping, menemui langsung secara personal para demonstran pro-demokrasi di Hong Kong, untuk menghentikan unjuk rasa atas pemerintahan Beijing yang sudah berlangsung selama 10 minggu.
Sejauh ini pemerintah China belum menunjukkan indikasi bahwa Xi akan mengunjungi Hong Kong dalam waktu dekat. Pasukan pengamanan China terpantau tengah berlatih di daratan China yang terletak tidak jauh dari perbatasan Hong Kong, meski tidak ada pergerakan pasukan menuju Hong Kong.
Namun begitu, Duta Besar China untuk London, Liu Xiaoming, pada Kamis memperingatkan bahwa China, “Tidak akan tinggal diam” melihat unjuk rasa yang terjadi. Beijing disebutnya siap untuk “Menghentikan unjuk rasa dengan cepat” jikalau krisis di Hong Kong menjadi “tidak terkontrol”.
Bentrokan antara demonstran dan polisi di jalan-jalan Hong Kong baru saja terjadi. Kekacauan juga terjadi di bandara internasional Hong Kong Selasa lalu ketika polisi bentrok dengan para demonstran pro-demokrasi yang telah menduduki bandara tersebut selama dua hari berturut-turut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya mengutuk kekerasan tersebut dan menghimbau seluruh pihak menahan diri, namun tetap mendukung diadakannya kebebasan berpendapat dan pertemuan secara damai di Hong Kong.
Masyarakat Hong Kong terus berunjuk rasa terkait kebebasan rakyat yang dianggap sudah terkikis dan kurangnya otonom daerah akibat adanya kontrol pemerintahan China. Unjuk rasa ini merupakan tantangan terbesar bagi wilayah semi-otonom China sejak diserahkan pada 1997 dari pemerintahan Inggris. (ti/jm)