Presiden Donald Trump, Selasa (9/6), mencuit teori konspirasi yang tidak berdasar bahwa seorang laki-laki lanjut usia yang jatuh dan terluka karena didorong polisi di Kota Buffalo, New York.
Menurutnya, pria itu mungkin seorang provokator antifasis yang berusaha mengganggu jaringan komunikasi polisi.
Trump mengulangi versi insiden itu yang disiarkan oleh jaringan televisi pro-Trump, One America News Network.
“Pengunjuk rasa di Buffalo yang diidorong polisi mungkin seorang provokator ANTIFA,” kata cuitan Trump. Martin Gugino yang berusia 75 tahun didorong untuk menjauh karena tampak berusaha melacak radio polisi untuk mengganggu kerja peralatan itu,” tambah Trump.
Pengacara Gugino, yang masih berada di rumah sakit karena gegar otak, dengan cepat mengecam cuitan Trump dan mengatakan “itu tuduhan jahat dan berbahaya serta tidak betul,”
"Martin adalah pengunjuk rasa yang selalu betindak DAMAI, karena ia peduli akan nasib masyarakat saat ini," kata pengacara Kelly Zarcone. “Tidak ada seorangpun penegak hukum yang mengatakan sebaliknya,” kata Zarcone lagi.
Calon presiden Partai Demokrat Joe Biden mengatakan “penyalahgunaan kekuasaan adalah dosa yang paling besar.”
“Apakah itu polisi yang mencederai seorang pengunjuk rasa yang bersikap damai, atau presiden yang berusaha membela polisi itu dengan teori konspirasi, kita tidak bisa menerimanya,” kata Biden.
Gubernur negara bagian New York Andrew Cuomo juga mengecam cuitan Trump itu. “Tidak ada faktanya. Ia harus minta maaf atas cuitan itu. Ini sangat sembrono dan kejam,” kata Cuomo. [ii/pp]