Masih diliputi kemarahan terkait whistleblower complaint atau pengaduan dari seorang pejabat intelijen anonim, Presiden Donald Trump kembali ke Washington pada Kamis (26/9). Pengaduan itu memicu dimulainya penyelidikan untuk memakzulkannya.
Trump mengecam para Demokrat di Kongres dan media berita. Dia mengancam akan ada pembalasan terhadap pejabat pemerintah yang membantu pembocor anonim yang menuduhnya telah menyalahgunakan lembaga kepresidenan.
Trump kembali ke Gedung Putih setelah beberapa hari berada di New York menghadiri Sidang Umum PBB. Dia kembali pada saat bersamaan Komite Intelijen di DPR mengadakan sidang dengar pendapat tentang penundaan penyerahan dokumen pengaduan itu kepada Kongres.
Pengaduan itu menuduh Trump berusaha meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mencari-cari kesalahan mantan wakil presiden Joe Biden dan putranya. Harapannya, hal itu akan melemahkan prospek Biden memenangkan nominasi partai Demokrat dan tak menjadi pesaing Trump pada pemilihan presiden 2020. Permintaan Trump kepada Zelensky disampaikan saat melakukan pembicaraan telepon pada 25 Juli.
Washington Post melaporkan Trump juga memerintahkan pejabat kepala staf Gedung Putih Mick Mulvaney untuk menunda pencairan bantuan militer untuk Ukraina bernilai AS$ 400 juta. Perintah itu dikeluarkan seminggu sebelum menelepon Zelensky guna menekan pemimpin Ukraina itu. Trump membantah klaim itu. [jm/pp]