Presiden AS Donald Trump mengatakan telah menandatangani RUU Anggaran sebesar $1,3 triliun menjadi undang-undang hari Jumat (23/3), meskipun semula mengancam akan memveto tindakan tersebut karena tidak adanya perlindungan bagi imigran gelap yang tiba di AS ketika masih anak-anak dan karena tidak sepenuhnya mendanai dinding perbatasan yang diusulkan.
"Saya tidak akan pernah menandatangani RUU seperti ini lagi," kata Trump. Ia menandatangani RUU itu sehingga mencegah penutupan sebagian kegiatan pemerintah federal tengah malam Jumat.
"Tidak ada yang membacanya. RUU baru dibuat beberapa jam lalu," kata presiden mengenai RUU setebal 2.200 halaman yang dirilis Rabu malam.
Pada briefing media di Gedung Putih yang buru-buru diselenggarakan presiden dari Partai Republik itu menyalahkan Partai Demokrat atas tidak adanya perlindungan bagi imigran yang tiba di Amerika dan dilindungi oleh program Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA).
"Kita ingin memasukkan DACA dalam RUU ini. Partai Demokrat tidak ingin melakukannya," kata presiden.
Trump meminta kepada Kongres untuk memberinya "hak veto untuk butir-butir tertentu dalam rancangan anggaran pemerintah" pada masa yang akan datang. RUU itu, yang mendanai pemerintah federal sampai 30 September, disetujui oleh Senat Jumat pagi setelah DPR menyetujuinya hari Kamis.
Anggota parlemen hanya punya waktu beberapa jam untuk membaca hampir 2.200 halaman RUU yang dikeluarkan Rabu malam. Dengan pemilu sela pada bulan November, RUU itu mungkin adalah yang terakhir kalinya Kongres mempertimbangkan UU besar tahun ini.
Undang-undang ini memenuhi janji Trump untuk meningkatkan pendanaan militer tetapi hanya menyediakan sebagian dana untuk agenda imigrasinya. Undang-undang itu mencakup kenaikan gaji 2,4 persen untuk personel militer.
Setelah negosiasi panjang antara Partai Republik dan Demokrat, UU itu juga menyediakan 1,6 miliar dolar untuk penghalang fisik dan 150 kilometer dinding di perbatasan AS-Meksiko, jauh lebih kecil dari 25 miliar dolar yang diminta Trump untuk proyek itu, yang berulang kali digembar-gemborkan pada masa kampanye sementara menjanjikan bahwa Meksiko yang akan membiayanya. [my/ds]