Presiden Amerika Donald Trump mengatakan upaya-upaya diplomatik dengan Korea Utara berjalan baik, meskipun Pyongyang memperingatkan bahwa kesabaran negara itu menipis.
Dalam suatu pernyataan yang bertepatan dengan peringatan satu tahun pertemuan puncak Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura, seorang pejabat kementerian luar negeri Korea Utara hari Rabu (5/6) memperingatkan “Amerika akan disarankan untuk mengubah metode kalkulasi yang diterapkannya sekarang ini.”
Dalam persinggahan ke Irlandia, Presiden Donald Trump mengatakan laporan media bahwa utusan senior Korea Utara untuk Amerika telah dieksekusi setelah pertemuan puncak di Hanoi yang gagal telah terbukti salah. Ia juga menyatakan optimisme mengenai pembicaraan yang tampaknya mengalami kemacetan dengan Kim Jong Un mengenai denuklirisasi.
Trump mengemukakan, "Saya pikir Ketua Kim akan membuat kesepakatan, dan saya ingin mencapai kesepakatan dengannya. Saya berharap dapat bertemu dengannya pada waktu yang tepat.”
Tepat satu tahun setelah kesepakatan yang ditandatangani Kim dan Trump di Singapura, seorang pejabat kementerian luar negeri Korea Utara mengatakan bahwa jika Washington tidak mengubah pendekatannya, kesepakatan itu akan berubah menjadi “selembar kertas kosong belaka.”
Pertemuan puncak Februari lalu di Vietnam antara Kim dan Trump gagal terkait ketidaksepakatan mengenai cara menyamakan laju pelonggaran sanksi-sanksi dengan langkah-langkah untuk melucuti program nuklir Korea Utara. Para pakar menyatakan Korea Utara lebih banyak membungkam setelah gagalnya pembicaraan Hanoi.
China juga mungkin teralihkan perhatiannya dari isu nuklir Korea Utara karena negara tersebut terus terlibat perang dagang dengan Amerika, kata sejumlah analis.
Salah seorang di antaranya, Scott Snyder dari Council of Foreign Relations, mengatakan, "Dampak utama ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China mengurangi prioritas Korea Utara sebagai isu dalam agenda hubungan AS-China. Dan karena itu akan semakin sulit untuk mengajak China bekerjasama seperti yang diharapkan Amerika karena mereka berfokus pada isu-isu lain dalam hubungan kedua negara.”
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan langkah-langkah diplomatik berikutnya masih menjadi teka-teki bagi para pengamat. Mereka juga bertanya-tanya mengapa ia untuk sementara menangguhkan acara terkenal di negaranya, “Pertunjukan Artistik dan Senam Massal” setelah menghadiri acara pertunjukan perdananya pekan ini. [uh]