Beijing hari Selasa (26/3) mengecam sebuah laporan AS yang menuduh pemerintah China menghalangi akses ke Tibet sebagai "penuh prasangka" dan memperingatkan bahwa berlanjutnya campur tangan di wilayah Himalaya itu bisa merusak hubungan AS-China. Laporan Departemen Luar Negeri AS "mengabaikan fakta, penuh prasangka dan pihak China tidak akan pernah menerimanya," kata juru bicara kementerian luar negeri China Geng Shuang pada konferensi pers di Beijing.
"Kami mendesak pihak AS untuk berhenti menggunakan masalah terkait Tibet untuk mencampuri urusan dalam negeri China agar tidak menyebabkan kerusakan pada hubungan China -AS dan kerja sama kedua negara", tambahnya.
Laporan itu, yang dirilis Senin, merinci berbagai masalah terkait akses ke Tibet, termasuk larangan terhadap para diplomat, jurnalis, dan warga negara biasa untuk mengunjungi wilayah pegunungan itu.
Menurut laporan itu, lima dari sembilan permintaan AS untuk mengunjungi Tibet ditolak tahun lalu, termasuk satunya permintaan Duta Besar Terry Branstad.
Beijing yang mengklaim "membebaskan secara damai" daerah Himalaya itu juga dituduh melakukan penindasan politik dan agama di wilayah tersebut.
Sekurangnya 150 warga Tibet telah membakar diri sejak 2009 sebagai protes terhadap kehadiran Beijing di Tibet, yang sebagian besar telah meninggal akibat luka-luka yang mereka alami.
Tetapi China bersikeras warga Tibet menikmati kebebasan yang luas dan berpendapat hal itu membawa pertumbuhan ekonomi.
Ia juga membela akses terbatas ke wilayah itu karena letak "geografinya yang khusus" dan "kondisi iklim", dan mengatakan China menyambut lebih banyak wisatawan untuk berkunjung dan melakukan bisnis di Tibet.
Laporan Departemen Luar Negeri itu merupakan bagian dari UU Akses Timbal BalikTibet yang disahkan oleh anggota parlemen AS pada bulan Desember.
Undang-undang itu yang ditentang tegas oleh China mensyaratkan Amerika pada akhir tahun ini untuk menolak visa pejabat China yang bertanggung jawab atas penerapan kebijakan yang membatasi akses orang asing ke Tibet.
Hari Selasa, Geng menyebut Tindakan Timbal Balik ke Tibet sebagai "campur tangan keterlaluan" ke dalam urusan dalam negeri China yang mengirim "sinyal keliru" kepada separatis Tibet. (my)