Otoritas sepak bola di Australia (Football Australia) telah mendesak para pemain untuk mengajukan keluhan resmi dalam setiap kasus pelecehan seksual atau pelanggaran setelah salah seorang pencetak gol internasional terkemuka negara itu menuduh bahwa dirinya telah dipersiapkan dan dilecehkan oleh sejumlah pemain senior di awal kariernya.
Lisa De Vanna, yang bermain di 150 pertandingan untuk Australia dan berada di urutan kedua dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk tim nasional perempuan dengan 47 gol, mengatakan bahwa ia pertama kali mengalami pelecehan dan intimidasi pada tahun 2001 ketika ia bergabung dengan tim nasional perempuan pada usia 17 tahun.
Ia mengatakan kepada surat kabar Daily Telegraph Sydney bahwa ia pernah disergap dari belakang oleh beberapa rekan setimnya dan berusaha membebaskan diri dari mereka dengan menendang dan berteriak.
''Mereka pikir itu lucu. Saya hanya seorang anak muda dari Perth, saya tidak tahu bedanya. Saya ... ingin meninju mereka,” kata De Vanna. “Sebagai orang muda dan pemain, saya tidak tahu bagaimana mengatasi ini ... tetapi ini masih terjadi di semua tingkatan dan inilah saatnya untuk berbicara.''
De Vanna mengumumkan tuduhannya setelah mencuatnya skandal di Amerika Serikat, di mana Liga Sepak Bola Perempuan Nasional (NWSL) membatalkan pertandingan pada akhir pekan lalu dan komisarisnya mengundurkan diri di tengah tuduhan pelecehan seksual dan pelanggaran lainnya yang melibatkan seorang pelatih lama.
NWSL mengalami guncangan keras pekan lalu setelah dua mantan pemain mengungkapkan tuduhan pelecehan, termasuk serangan seksual, terhadap pelatih North Carolina Courage bernama Paul Riley.
Riley segera dipecat oleh klub itu, dan baik FIFA maupun otoritas sepak bola AS membuka penyelidikan mengapa ia bisa terus melatih bahkan setelah para pemain mengajukan keprihatinan mereka ke liga. Riley mengatakan kepada situs olahraga The Athletic bahwa tuduhan itu “sama sekali tidak benar''.
De Vanna awalnya bereaksi di media sosial terhadap cuitan pemain sepak bola AS Megan Rapinoe, yang memposting pesan “Pria yang melindungi pria yang melecehkan perempuan” sebagai tanggapan atas skandal NWSL.
De Vanna memposting bahwa ia setuju dengan Rapinoe, tetapi ia juga menyaksikan “perempuan yang melindungi perempuan yang melecehkan perempuan'' dan “pemain yang melindungi pemain senior yang melecehkan pemain muda'' dan organisasi yang melindungi “pelatih/pemain'' yang melecehkan pemain.
Ia menyebutkan, “Pelecehan adalah pelecehan. Perilaku buruk terjadi di semua tingkatan!'.'
Dalam artikel di Daily Telegraph, De Vanna mengatakan ia menyaksikan budaya pelecehan terjadi semua tingkatan, baik terhadap laki-laki maupun perempuan, dan ia mendesak agar para perempuan berani bersikap menentangnya karena mereka tidak sendirian.
De Vanna pensiun dari sepak bola profesional bulan lalu setelah bermain untuk klub-klub di Australia, AS, Inggris, Swedia, dan Italia.
Football Australia mengatakan telah bertemu dengan De Vanna dan ”mendengar keluhannya'' tetapi tuduhan spesifik tidak diangkat pada pertemuan tersebut.
“Jika Lisa (De Vanna) memilih untuk mengajukan keluhan resmi melalui saluran yang sesuai, kami akan berada dalam posisi untuk menyelidiki dan, jika perlu, mengambil tindakan yang sesuai,” kata Football Australia dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa malam. “Kami mendorong siapa pun untuk menyampaikan keprihatinan mereka melalui proses pengaduan resmi ke Football Australia.''
Serikat pemain nasional Australia (PFA) mengatakan “sangat prihatin'' atas klaim tersebut. Dalam sebuah pernyataan PFA mengatakan, ''Sangat penting bahwa dunia olahraga menyediakan lingkungan yang aman dan inklusif dan, yang juga penting, para pemain didukung untuk berani bersuara.'' [ab/uh]