Di antara wartawan yang dibebaskan hari Senin di Istambul adalah Nedim Sener dan Ahmet Sik, dua wartawan investigatif terkenal, yang telah ditahan selama lebih dari setahun. Sedikitnya enam tersangka lainnya, kebanyakan wartawan, masih ditahan.
Mereka ditangkap dalam kaitan sebuah komplotan yang disebut Ergenekon. Pemerintah menuduh jaringan sekuler merencanakan pemboman dan berbagai serangan lain untuk mendiskreditkan pemerintahan berbasis Islam itu dan memicu kudeta militer.
Pihak berwenang Turki telah menahan lebih dari 300 orang – termasuk wartawan, akademisi dan politisi – sebagai bagian dari penyelidikan menyeluruh mengenai Ergenekon.
Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc menyambut keputusan pengadilan hari Senin itu dan mengatakan sangat menyedihkan ke-empat wartawan itu telah ditahan selama menghabiskan 375 hari.
Kasus ini telah menimbulkan keprihatinan mengenai kebebasan pers di Turki. Bulan lalu, Komite Perlindungan Wartawan yang berkantor di New York merilis laporan tahunan “Serangan Atas Pers”, dimana Turki termasuk dalam negara-negara yang paling banyak memenjarakan wartawan.