Turki telah memperingatkan Suriah bahwa operasi militer terhadap warga sipil “harus diakhiri segera dan tanpa prasyarat.”
Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu mengatakan, “Ini merupakan kata akhir kami kepada penguasa Suriah.” Davutoglu berbicara kepada reporter di ibukota Ankara, sementara militer Suriah dilaporkan menembaki daerah perumahan di Latakia.
Militer Suriah terus mendesakkan tindakan kerasnya terhadap pembangkang antipemerintah di kota pelabuhan Latakia, sementara tentara melancarkan serangan baru di provinsi Homs, Suriah bagian tengah.
Penduduk Latakia melaporkan tembakan tank di beberapa bagian kota pada hari ketiga serangan, dan para saksi mata mengatakan warga berusaha kabur, tetapi beberapa di antaranya ditembak di pos-pos pemeriksaan. Menurut para aktivis HAM Suriah, aparat keamanan telah menewaskan hampir 30 orang di kota pesisir itu sejak Sabtu, termasuk dua orang pada hari Senin.
Sementara itu, para aktivis mengatakan tentara yang didukung tank-tank juga melakukan penyerbuan dan penangkapan di Houla, kota dekat Homs. Latakia dan Homs termasuk kota-kota yang menjadi ajang protes massal menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad.
Para aktivis dan saksi mata mengatakan kapal-kapal perang Suriah bergabung bersama tank-tank menembaki Latakia, hari Minggu, langkah baru dalam tindakan keras pemerintah yang semakin meningkat sejak pertengahan Maret lalu.
Para pejabat Suriah memberikan pernyataan berbeda mengenai berbagai peristiwa di Latakia. Mereka menyangkal bahwa Latakia digempur dari laut. Mereka mengatakan kapal-kapal Angkatan Laut sedang dalam tugas rutin melindungi pantai dan mencegah penyelundupan senjata. Hari Minggu, kantor berita pemerintah menyatakan aparat penegak hukum memburu orang-orang bersenjata yang “membuat takut” warga kota itu.
Latakia dan Homs merupakan kota-kota di Suriah yang menyaksikan protes besar-besaran yang menuntut pengunduran diri Bashar al-Assad.
