Para pejabat Turki mengatakan mereka menunggu apakah Amerika akan memenuhi janjinya untuk menghentikan pasokan senjata kepada milisi Kurdi yang memegang peran kunci dalam mengalahkan militan ISIS di Suriah. Menurut mereka, Presiden Donald Trump menjanjikan hal ini kepada Presiden Turki pekan lalu,
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengumumkan janji itu dalam jumpa pers tidak lama setelah kedua presiden berbicara melalui telepon Jumat (24/11).
“Presiden Trump dengan jelas menyatakan bahwa ia telah mengeluarkan perintah dan bahwa milisi Kurdi Suriah YPG tidak akan diberi senjata, dan bahwa hal tidak masuk akal ini seharusnya sudah dihentikan sejak lama,” kata Cavusoglu sebagaimana dikutip Associated Press.
Namun pernyataan Gedung Putih seusai pembicaraan telpon itu hanya mengatakan Presiden Trump “juga memberitahu Presiden Erdogan mengenai perubahan dalam dukungan yang diberikan kepada mitra-mitra di lapangan di Suriah, karena pertempuran di Raqqa sudah selesai dan kita melangkah ke tahap stabilisasi untuk memastikan bahwa ISIS tidak dapat kembali.”
Ketidakjelasan itu berlanjut Senin (27/11) menimbulkan kemungkinan meningkatnya ketegangan yang sudah serius antara Amerika dan Turki.
Wakil Menteri Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag mengatakan dalam wawancara televisi, Senin, Turki ingin melihat cerminan nyata pernyataan Trump di lapangan. [ds]