Turki memanggil duta besar Rusia untuk ke-dua kalinya, hari Senin, setelah apa yang disebut kementerian luar negeri sebagai ke-dua kalinya sebuah pesawat Rusia melanggar wilayah angkasa Turki di dekat perbatasannya dengan Suriah.
Turki mula-mula menyampaikan protesnya kepada duta besar Rusia dan memperingatkan konsekuensi akan penyusupan berikutnya setelah sebuah jet Rusia melintas ke wilayah Turki hari Sabtu. Kementerian luar negeri menyatakan pelanggaran ke-dua terjadi hari Minggu.
Kementerian Pertahanan Rusia hari Senin menyatakan insiden itu terjadi karena kondisi cuaca buruk di kawasan iatu, dan bahwa tidak ada alasan untuk menduga tentang teori konspirasi.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada pers hari Selasa bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak tampak seperti ketidaksengajaan.
“Saya tidak akan berspekulasi mengenai motifnya, tetapi saya hanya ingin menegaskan bahwa ini merupakan pelanggaran serius terhadap wilayah angkasa Turki. Ini seharusnya tidak boleh terjadi lagi dan NATO menyatakan solidaritas kuat dengan Turki,” kata Stoltenberg.
Ia menambahkan meningkatnya kehadiran militer Rusia di Suriah juga menimbulkan keprihatinan karena militer Rusia bukan hanya menyerang para anggota Negara Islam (ISIS), tetapi juga kelompok-kelompok oposisi lainnya dan “banyak warga sipil yang tewas.”
Pesawat-pesawat Rusia mulai melancarkan serangan udara di Suriah sejak pekan lalu dengan menarget ISIS dan apa yang disebutnya kelompok-kelompok teroris. Presiden Suriah Bashar al-Assad, sekutu Rusia, telah berulang kali menggunakan istilah “teroris” untuk menyebut pemberontak yang berjuang melawan pemerintahnya selama lebih dari empat tahun ini. [uh]