Turki, Senin (30/3), memutuskan untuk memperpanjang masa karantina ribuan warganya yang baru saja menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi setelah sejumlah anggota jemaah itu dinyatakan positif tertular virus corona.
Menurut kantor berita Demiraren, keputusan perpanjangan masa karantina selama sepekan itu dikeluarkan Dewan Sains Kementerian Kesehatan Turki.
Sebagai langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19, sekitar 2.500 orang yang baru saja menjalankan umrah di Arab Saudi dikarantina di asrama-asrama mahasiswa di ibukota Ankara dan ibukota provinsi Anatolia Tengah, Konya, 15 Maret lalu.
Namun kemudian kepulangan jemaah umrah ini menimbulkan kepanikan di berbagai penjuru Turki karena muncul berita-berita bahwa sejumlah orang yang dikarantina itu berusaha melarikan diri dan beberapa di antara mereka bahkan berhasil kabur.
Di Konya, sejumlah warga yang dikarantina terlibat dalam bentrokan dengan pasukan keamanan ketika berusaha melarikan diri. Di bagian timur Provinsi Erzurum, 28 mantan peserta umrah yang buron berhasil ditangkap polisi dan dipulangkan ke tempat karantina mereka.
Sementara itu di Istanbul, sebuah pesta dibubarkan, akhir pekan lalu, dan 11 orang, termasuk penyelenggara dan DJ-nya, ditangkap. Pesta itu diketahui pemerintah setelah seorang tamu yang hadir menayangkan rekaman video acara tersebut di media sosial, dan memicu berbagai reaksi publik yang keras.
Belakangan, tujuh orang yang ditangkap dibebaskan, sementara empat lainnya diajukan ke pengadilan.
Pengacara salah satu orang yang didakwa mengatakan, pesta yang berlangsung di sebuah apartemen itu bukan pesta komersial, melainkan pesta ulang tahun yang dihadiri sekitar 100 orang tamu. Pihak berwenang kini sedang melacak puluhan orang lainnya yang diketahui hadir di acara itu. [ab/uh]