Menteri pertahanan Turki, Jumat (5/3), menyalahkan cuaca buruk sebagai penyebab kecelakaan helikopter militer yang menewaskan 10 tentara dan seorang komandan senior di wilayah tenggara negara itu yang bergejolak.
Letnan Jenderal Osman Erbas, yang memimpin Korps ke-8 Angkatan Darat yang berbasis di provinsi Elazig, termasuk di antara mereka yang tewas dalam kecelakaan hari Kamis itu.
Kecelakaan itu merupakan yang paling banyak menelan korban jiwa sejak 13 tentara tewas di bagian tenggara provinsi Sirnak, dekat perbatasan Turki dengan Suriah dan Irak, pada 2017.
"Berdasarkan informasi awal dan keterangan sejumlah saksi mata, kami menetapkan bahwa kecelakaan itu terjadi karena kondisi cuaca yang secara tiba-tiba berubah menjadi sangat buruk," kata kantor berita pemerintah, Anadolu, mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Hulusi Akara.
Akara dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu membawa sejumlah tokoh militer senior ke lokasi kecelakaan di provinsi Bitlis pada Kamis. Pejabat pertahanan mengatakan penyelidikan resmi atas insiden itu telah digelar.
Uni Eropa dan Amerika Serikat segera menyampaikan ucapan belasungkawa kepada sekutunya di NATO tersebut.
Sumber diplomatik Turki mengatakan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menyatakan keprihatinannya melalui pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.
Kecelakaan itu terjadi di wilayah di mana pasukan Turki melangsungkan operasi militer terhadap milisi Kurdi yang dilarang sejak 1984. Operasi itu sendiri telah menewaskan puluhan ribu orang.
Turki memainkan peran penting dalam perang melawan kelompok ekstremis ISIS di Irak dan Suriah.
Namun hubungannya dengan negara-negara anggota Uni Eropa seperti Perancis dan Yunani telah diguncang oleh berbagai perselisihan regional. [ab/uh]