Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (5/9) memperingatkan Yunani untuk memasuki perundingan mengenai klaim wilayah timur Laut Tengah yang disengketakan, atau menghadapi konsekuensinya.
"Mereka harus memahami bahasa politik dan diplomasi, atau menghadapi pengalaman menyakitkan di lapangan," katanya dalam upacara pembukaan sebuah rumah sakit di Istanbul.
Hubungan Ankara dengan Yunani dan Siprus menegang terkait hak-hak eksplorasi minyak dan gas di timur Laut Tengah. Semua pihak telah mengerahkan pasukan angkatan laut dan udara untuk memperkuat klaim-klaim mereka di kawasan itu.
"Mereka harus tahu bahwa Turki memiliki kekuatan politik, ekonomi dan militer untuk mengoyak peta-peta dan dokumen-dokumen yang tak bermoral," tambah Erdogan. Dia merujuk pada wilayah yang ditandai oleh Yunani dan Siprus sebagai zona maritim ekonomi.
Sementara itu, media Turki melaporkan bahwa tank-tank digerakkan menuju perbatasan Yunani. Harian Cumhuriyet mengatakan 40 tank dipindah dari perbatasan Suriah ke Edirne di Turki barat laut. Surat kabar itu juga menampilkan foto-foto kendaraan bersenjata diangkut ke truk-truk. Belum ada konfirmasi resmi mengenai pengerahan itu.
Komentar presiden itu muncul setelah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) mengatakan pasukan militer dari Yunani dan Turki telah memulai perundingan teknis untuk mengurangi risiko konflik atau kecelakaan bersenjata.
Kedua sekutu NATO itu telah mengalami ketegangan berminggu-minggu di Mediterania timur, dimana Turki mengincar cadangan energi laut dalam di sebuah area yang diklaim Yunani sebagai landas kontinennya. Ankara mengatakan pihaknya berhak untuk mengeksplorasi area itu dan menuduh Athena berusaha merebut sumber-sumber maritim secara tidak adil.
Perancis, Italia, dan Uni Emirat Arab telah mengerahkan pasukan untuk mendukung Yunani atau Siprus dalam beberapa pekan belakangan. Mesir telah menandatangani perjanjian eksplorasi dengan Yunani untuk Mediterania. Uni Eropa, yang menaungi Yunani dan Siprus sebagai anggota, juga telah mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara terkait aksi-aksinya yang "ilegal." Pekan ini, AS mengumumkan akan melonggarkan embargo senjata 33 tahun terhadap Siprus. [vm/ft]