Twitter mengatakan, Jumat (9/10), akan menghapus cuitan-cuitan yang membujuk orang untuk mengganggu proses atau pelaksanaan hasil Pemiihan Presiden Amerika, termasuk melalui kekerasan. Perusahaan media sosial itu juga mengumumkan larangan lebih banyak untuk memperlambat penyebaran informasi yang salah.
Dikatakan, Twitter akan menambahkan lebih banyak peringatan dan pembatasan pada cuitan-cutian dengan informasi yang menyesatkan dari tokoh politik AS seperti para kandidat dan para team kampanye, serta para pemilik akun yang berbasis di AS dengan lebih dari 100 ribu pengikut atau yang mempunyai "keterlibatan signifikan."
Twitter baru-baru ini mengatakan kepada Reuters, pihaknya sedang mencoba membuat tanda-tanda peringatan yang lebih mencolok, seperti bagi mereka yang akan mengirimkan cuitannya harus mengklik label peringatan untuk bisa membaca cuitan itu.
Twitter mengatakan telah memberi ribuan label peringatan untuk postingan yang menyesatkan, meskipun sebagian besar perhatian tertuju pada label yang diterapkan oleh postingan Presiden Donald Trump. Twitter juga mengatakan, akan melabeli cuitan yang secara palsu mengklaim kemenangan bagi kandidat mana pun.
Perusahaan itu mengumumkan beberapa langkah sementara untuk memperlambat amplifikasi isi: misalnya, dari 20 Oktober hingga setidaknya pada akhir pekan Pemilu AS, pengguna di dunia yang menekan "retweet" akan diarahkan terlebih dahulu ke tombol "kutip tweet" untuk mendorong para pengirim tweet menambahkan komentar (pendapat) mereka sendiri. [ps/pp]