Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan sebuah rencana besar pada hari Minggu (5/9), untuk merangsang pergerakan ekonomi di wilayahnya dengan melonggarkan aturan tempat tinggal yang ketat untuk ekspatriat.
Upaya tersebut dilakukan karena UEA berusaha merombak keuangannya serta menarik modal dan warga asing untuk tinggal di sana.
Rencana negara itu untuk memikat talenta asing selama beberapa dasawarsa ke depan, mencerminkan perbedaan yang semakin besar dengan pemimpin suku (syeikh) lain dari negara negara di wilayah Teluk Persia yang cenderung menjadi semakin proteksionis.
Rencana ini ini sejalan dengan upaya dari UEA untuk melakukan diversifikasi ekonomi mereka dan mengurangi ketergantungan pada sumber minyak.
Memperingati ulang tahunnya ke-50, Uni Emirat Arab berusaha untuk mempercepat reformasi ekonomi dan sosial guna mengubah citranya dalam rangka menghadapi masa depan pasca-pandemi.
"Siapa pun yang tinggal di UEA dianggap sebagai bagian dari ekosistem ekonomi kami. Kehadiran mereka berarti, mereka menciptakan lapangan kerja, menambah nilai bagi perekonomian kami, dan mereka menarik lebih banyak investasi," papar Thani al-Zeyoudi, Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri UEA.
Dengan tujuan untuk menjadikan negaranya sebagai pusat perdagangan dan keuangan yang bebas dan ramai, pemerintah UEA berjanji untuk mengucurkan dana sebanyak $13,6 miliar ke dalam perekonomiannya pada tahun depan, dan $150 miliar pada 2030.
Hingga saat ini, belum ada proyek-proyek khusus yang diumumkan, tetapi dana $1,36 miliar telah dialokasikan untuk Emirates Development Bank guna mendukung sektor industri. [ps/jm]