Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (23/4), menyatakan sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk segera membuka pusat-pusat perbelanjaan raksasanya, sebulan setelah ditutup sebagai bagian dari usaha menghentikan penyebaran virus corona.
Penutupan itu dan berbagai langkah pembatasan sosial lainya, telah memukul keras bisnis, khususnya toko-toko eceran yang sebelumnya berharap melayani lonjakan permintaan pelanggan karena menghadapi Ramadan dan Lebaran.
Kantor berita WAM mengatakan, Kementerian Kesehatan UEA dan pihak-pihak berwenang terkait wabah virus corona telah mengajukan permohonan untuk melakukan studi mengenai kemungkinan membuka kembali pusat-pusat perdagangan dengan mitra-mitra swasta mereka sambil tetap memperhitungkan langkah-langkah pengamanan kesehatan.
Para pejabat di Dubai sebelumnya mengatakan, mereka akan segera melonggarkan pembatasan sosial dengan memberlakukan langkah-langkah pengamanan dan pencegahan yang diperlukan. Pusat-pusat perbelanjaan di Dubai merupakan penyokong utama ekonomi di emirat tersebut.
Pusat-pusat perbelanjaan di Dubai termasuk "Mall of the Emirates", yang memiliki lereng indoor untuk bermain ski, dan "Dubai Mall", salah satu yang terbesar di dunia dan terletak di sebelah Burj Khalifa, bangunan tertinggi di dunia.
Dubai dilaporkan juga akan mengizinkan kegiatan berkumpul hingga 10 orang selama Ramadan, namun mereka yang hadir dalam kegiatan itu harus tetap mempraktikkan social distancing.
Uni Emirat Arab sejauh ini memiliki lebih dari 8.000 kasus virus corona, termasuk 52 kematian. [ab/uh]