Organisasi-organisasi HAM mendesak pasukan keamanan Uganda agar menahan diri manakala mereka menindak milisi kesukuan di daerah terpencil dekat Kongo.
Hampir 50 orang tewas dalam bentrokan sejak Kamis (24/11), umumnya penjaga yang melindungi kepala suku yang kritis terhadap Presiden Yoweri Museveni yang lama berkuasa. Milisi itu, yang menggunakan senjata modern serta tombak dan parang, telah menewaskan belasan petugas polisi.
Dalam pernyataan hari Senin (28/11), Amnesty International mengatakan pasukan keamanan Uganda “tidak boleh mengesampingkan hak asasi dalam menangani bentrokan itu'' di distrik Kasese barat.
Maria Burnett, peneliti Afrika pada Human Rights Watch, mengatakan “semua orang, termasuk pasukan pemerintah dan komandan mereka harus diselidiki karena telah bertindak yang menyebabkan kematian itu.'' [ka/jm]