Presiden Vladimir Putin pada Jumat (16/9) membantah keterlibatan Rusia terhadap krisis energi di Eropa. Ia mengatakan bahwa jika Uni Eropa menginginkan lebih banyak pasokan gas, maka mereka harus mencabut sanksi yang mencegah pembukaan pipa Nord Stream 2.
Berbicara kepada wartawan setelah KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai di Uzbekistan, Putin menyalahkan apa yang disebutnya "agenda hijau" atas krisis energi, dan bersikeras bahwa Rusia akan memenuhi kewajiban energinya.
"Intinya, jika Anda memiliki dorongan, jika itu sangat sulit bagi Anda, cabut saja sanksi pada Nord Stream 2, dengan (volume) 55 miliar meter kubik gas per tahun, tekan saja tombolnya dan semuanya akan berjalan," kata Putin.
Nord Stream 2, yang terletak di dasar Laut Baltik hampir sejajar dengan Nord Stream 1, dibangun setahun yang lalu. Namun, Jerman memutuskan untuk tidak melanjutkannya hanya beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.
Harga gas di Eropa naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan harga pada awal tahun di tengah penurunan pasokan Rusia.
Lonjakan harga gas pada tahun ini telah menekan konsumen yang sudah berjuang dan memaksa beberapa industri untuk menghentikan produksi.
Eropa menuduh Rusia menjadikan pasokan energi sebagai senjata untuk membalas sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow atas invasinya ke Ukraina. Rusia mengatakan Barat telah melancarkan perang ekonomi dan sanksi telah menghambat operasi pipa Nord Stream 1.
Rusia telah mamangkas pasokan gas ke beberapa negara, termasuk Bulgaria dan Polandia, karena mereka menolak untuk membayar gas dalam mata uang rubel.
BUMN gas raksasa Rusia Gazprom juga mengatakan pada awal bulan ini bahwa pipa Nord Stream 1, pasokan utama Eropa, akan tetap ditutup karena turbin di stasiun kompresor mengalami kebocoran pada oli mesin sehingga membuat harga gas melonjak. [ah]
Forum