Korea Selatan menutup wilayah udaranya untuk menjamin keheningan dan menawarkan pengawalan polisi bagi peserta ujian yang terlambat pada hari Kamis (17/11), ketika lebih dari setengah juta pelajar mengikuti persaingan ketat ujian masuk perguruan tinggi.
Kementerian Pendidikan Korea Selatan mengatakan, 508.030 pelajar mengikuti ujian tahunan itu tahun ini. Ujian itu berlangsung selama sembilan jam. Hasilnya akan menentukan siapa saja yang diterima untuk berkuliah di kampus-kampus ternama di negara itu.
Namun, para orang tua gugup yang mengantarkan anak mereka ke lokasi ujian – serta mengunjungi kuil-kuil setempat untuk mendoakan keberhasilan anak-anak mereka – menyoroti makna penting ujian yang lebih luas. Kesuksesan dalam ujian itu dipandang sebagai kunci menuju karir yang menguntungkan, bahkan prospek pernikahan.
Tekanan besar pada pelajar di Korea Selatan, yang memiliki sistem pendidikan yang ultra-kompetitif, telah disalahkan sebagai penyebab depresi dan bunuh diri di kalangan remaja, yang tergolong tertinggi di dunia.
Ujian tahun ini, yang di Korsel dikenal dengan istilah “Suneung,” yang merupakan singkatan dari Ujian Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi, merupakan yang ketiga kalinya dilakukan di tengah pembatasan COVID-19.
Langkah-langkah pembatasan pandemi membuat para peserta harus membawa air minum dan bekal makan siang sendiri ke lokasi ujian. Mereka juga wajib mengenakan masker saat mengerjakan tes itu.
Pada jam makan siang, para peserta ujian akan dibatasi dengan layar pemisah untuk mencegah penyebaran virus. Mereka juga dilarang mengobrol atau menikmati makan siang secara berkelompok.
Kepolisian setempat ditugaskan untuk mengangkut para peserta yang terlambat memasuki ruang ujian dengan menggunakan sepeda motor ataupun mobil polisi, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Video-video yang menunjukkan para polisi mengangkut para peserta ujian telah menjadi ritual tahunan media lokal, meski beberapa otoritas setempat melarang penggunaan sepeda motor tahun ini untuk alasan keselamatan.
Kepentingan Nasional
Di SMA Bahasa Asing Putri Ewha di pusat Kota Seoul, beberapa peserta ujian tiba di lokasi sambil berpegangan tangan erat dengan orang tua mereka yang tampak gugup.
Salah satu peserta keluar dari kendaraan polisi dan berlari menuju ruang ujian, tergesa-gesa karena terlambat.
Di antara setengah juta peserta ujian tahun ini, 2.400 di antaranya tengah menderita COVID-19, menurut Kementerian Pendidikan Korsel. Mereka akan mengikuti ujian di pusat-pusat ujian dan fasilitas kesehatan yang secara khusus dirancang untuk mengakomodasi pasien peserta ujian.
Kepentingan nasional ujian itu tercermin dari berbagai langkah luar biasa yang diambil pihak berwenang Korea Selatan untuk menghilangkan gangguan apa pun yang dapat menghambat para peserta mengerjakan soal ujian.
Kantor-kantor publik, bank dan pasar saham dibuka satu jam lebih lambat untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan memastikan para peserta tiba tepat waktu di lokasi ujian.
Semua jadwal lepas landas dan pendaratan pesawat di bandara-bandara negara itu ditunda selama 35 menit selama ujian kemampuan mendengarkan bahasa Inggris sejak pukul 13.05 waktu setempat, kecuali untuk pendaratan darurat.
Semua pesawat di udara harus menjaga ketinggian masing-masing lebih tinggi dari 3.000 meter (10.000 kaki).
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengatakan, 77 penerbangan – 18 di antaranya merupakan penerbangan internasional – telah dijadwalkan ulang karena ujian tersebut. [rd/lt]
Forum