Rusia, pada Kamis (26/1), meluncurkan serangan rudal terbaru di beberapa lokasi di Ukraina, menewaskan 11 orang dan melukai 11 lainnya, demikian dilaporkan oleh pihak berwenang.
Layanan Darurat Negara Ukraina mengatakan serangan itu menghantam 11 wilayah di seluruh negeri. Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia menembakkan 55 rudal, dengan Ukraina berhasil menembak jatuh sebagian besar di antaranya. Sebanyak 35 bangunan rusak dalam serangan itu.
Pasukan Moskow terus menargetkan infrastruktur energi Ukraina di puncak musim dingin dalam upayanya untuk melemahkan semangat Ukraina. Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal dalam sebuah unggahan di Telegram mengatakan, "Tujuan utamanya adalah fasilitas energi, yang menyediakan penerangan dan penghangat bagi warga Ukraina."
Wali kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan satu orang tewas di ibu kota Ukraina dan dua lainnya luka-luka ketika sebuah rudal menghantam sebuah gedung. Kantor kejaksaan negara itu mengatakan tiga orang tewas dalam serangan Rusia terhadap infrastruktur di Zaporizhzhia, tempat pembangkit nuklir terbesar di Eropa, dan terdapat laporan mengenai serangan di wilayah Vinnytsia di Ukraina barat dan di luar Odesa.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi mengatakan bahwa staf keamanan IAEA telah melaporkan ledakan hampir setiap hari di dekat pembangkit nuklir Zaporizhzhia, dengan delapan ledakan terdengar pada Rabu (25/1) dan lebih banyak ledakan lagi pada Kamis.
Sebagaimana yang dilakukannya selama berbulan-bulan, ia menyerukan agar Rusia dan Ukraina menyetujui zona keselamatan dan keamanan di sekitar pembangkit nuklir untuk memastikan agar pembangkit tersebut tidak menjadi target dan tidak menggunakan lokasi itu untuk serangan. [my/rs]
Forum