Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk meminta lagi bantuan senjata dan ekonomi dari Barat guna mempertahankan wilayah mereka dari agresi Rusia.
Hal itu diutarakan kepada VOA menjelang kunjungan Wakil Presiden AS Joe Biden awal bulan depan. Biden diperkirakan akan membahas tentang upaya anti-korupsi pemerintah Ukraina, termasuk reformasi pajak, sebelum Amerika mencairkan lagi jaminan kredit senilai US$1 miliar untuk ketiga kalinya bagi negara itu.
Sejak awal tahun lalu, Amerika juga sudah menyalurkan bantuan ekonomi langsung sebesar $470 juta ke negara yang bukan anggota NATO itu.
PM Yatsenyuk membanggakan reformasi sektor gas alam dan minyak oleh pemerintahnya untuk membayar impor energi dari Rusia. Ia juga membanggakan pembentukan Biro Anti-Korupsi Nasional, dan mengatakan AS membantu melatih penyidik dalam kasus-kasus korupsi.
Awal tahun ini, Biden mengatakan Ukraina harus menyelidiki dan memproses hukum korupsi di sektor pemerintah dan swasta. Ukraina, kata Biden, juga harus melanjutkan reformasi politik sebagai imbalan bantuan Amerika.
Namun Amerika masih enggan menyediakan bantuan senjata bagi Ukraina dan tampaknya tidak akan segera mengubah kebijakan tersebut.
Februari lalu, Direktur CIA James Clapper mengatakan penyediaan senjata ke Ukraina akan menyulut reaksi negatif dari Rusia. Kata Clapper, Rusia bisa saja meningkatkan pasokan senjatanya kepada separatis pro-Rusia di kawasan timur Ukraina. [th]