Para pejabat Ukraina pada Minggu (13/11) mulai menyalurkan bantuan pangan, air dan obat-obatan ke Kota Kherson yang terletak di bagian selatan negara itu. Perkembangan itu terjadi dua hari setelah pasukan Kyiv memasuki ibu kota regional strategis yang pernah direbut Rusia pada awal perang itu. Kini, Rusia telah meninggalkan wilayah tersebut.
Lebih dari tiga perempat dari 300.000 penduduk Kherson telah meninggalkan kota itu. Sekitar 75.000 bertahan di sana dan berada di bawah pendudukan Rusia sebelum pasukan Moskow mundur pekan lalu. Tentara Ukraina telah mulai memasuki wilayah itu.
"Pasukan dan kolaborator Rusia melakukan segala upaya untuk membuat warga yang beratahan di kota ini sangat menderita selama menunggu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan," kata seorang penasihat wali kota Kherson, Roman Golovnya, di TV nasional.
Pasukan Ukraina khawatir bangunan-bangunan di banyak wilayah Kherson mungkin mengalami rusak berat, seperti di kota-kota lain di Ukraina termasuk Mariupol. Tapi pejabat Ukraina mendapati banyak bangunan di Kherson pada umumnya masih utuh, meskipun pasokan air di kota tersebut terbatas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji kemenangan pasukan Ukraina di Kherson pada Sabtu (12/11).
Dalam pidato hariannya, Zelenskyy mengatakan bahwa pasukan pertahanan telah merebut kontrol lebih dari 60 permukiman di wilayah Kherson dan berjanji bahwa pasukan Ukraina akan "membebaskan seluruh wilayahnya dari penjajah."
Namun, presiden Ukraina itu juga menyerukan kewaspadaan. Sementara masyarakat merayakan kemenangan di Kherson, katanya, di wilayah timur di Donetsk, pertempuran brutal terjadi setiap hari. "Di sana seperti neraka," katanya.
Ketika pasukan Rusia mundur dari Kherson, kata Zelenskyy, mereka menghancurkan infrastruktur penting di sana, termasuk infrastruktur komunikasi, pasokan air, dan pembangkit yang menyalurkan pemanas dan listrik. Ia juga memperingatkan penduduk Kherson bahwa para tentara Rusia yang mundur telah menanam ranjau di wilayah itu. [vm/lt]
Forum