Ukraina, Kamis (28/11) mendesak para sekutunya untuk mempercepat pengiriman bantuan militer, dengan menegaskan bahwa peralatan tempur yang tiba lebih cepat lebih penting dibandingkan dengan merekrut lebih banyak tentara.
Namun, seorang pejabat senior pemerintahan Amerika Serikat, Rabu (27/11) mengatakan Ukraina belum cukup banyak menggerakkan tentara baru untuk menggantikan korban di medan perang, lalu mendesak Kyiv menurunkan usia mobilisasi dari 25 menjadi 18 tahun.
“Kami berada dalam situasi di mana kami membutuhkan lebih banyak peralatan untuk mempersenjatai orang-orang yang telah dimobilisasi, dan kami percaya prioritas utama adalah mempercepat pengiriman bantuan militer,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, kepada wartawan di Kyiv.
Pasukan Ukraina saat ini berusaha menahan serangan besar-besaran Rusia di sepanjang garis depan yang luas, di mana pasukan Moskow terus merebut desa-desa dalam upaya menguasai seluruh wilayah industri Donbas.
Tykhyi menambahkan bahwa strategi mobilisasi Ukraina secara rutin dibahas dengan sekutunya, bersama isu lain seperti strategi pertahanan dan sanksi terhadap Rusia, tetapi ia membantah adanya perbedaan pendapat terkait hal tersebut.
Tykhyi juga meminta komunitas internasional untuk merespons ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyatakan akan menyerang target pemerintah di Kyiv. Putin sebelumnya menyebut Rusia bisa menggunakan misil hipersonik Oreshnik untuk menyerang "pusat pengambilan keputusan" di Kyiv sebagai balasan atas serangan Ukraina dengan misil Barat ke wilayah Rusia.
Tykhyi menyebut retorika Putin sebagai “pemerasan” yang bertujuan melemahkan dukungan mitra Ukraina dan menguji Presiden AS terpilih Donald Trump, yang berjanji untuk mengakhiri konflik dengan cepat tanpa merinci caranya. [th/ab]
Forum