Para pejabat Ukraina menyerukan agar Rusia diisolasi dari badan-badan internasional setelah pasukan Rusia melancarkan serangan terhadap target-target infrastruktur di berbagai kota di Ukraina.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko, Selasa (1/11) mengatakan Rusia harus dikeluarkan dari kelompok G-20 dan undangan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin bulan ini ke KTT G-20 di Indonesia harus dicabut.
“Putin secara terbuka mengakui memerintahkan serangan rudal terhadap warga sipil dan infrastruktur energi Ukraina,” cuit Nikolenko. “Dengan tangannya yang berlumuran darah, ia tidak boleh dibiarkan duduk di meja bersama dengan para pemimpin dunia.”
Dalam pidato hariannya Senin malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia “seharusnya tidak punya tempat” di Dewan Keamanan PBB.
“Teror terhadap fasilitas energi Ukraina, terlebih lagi dengan latar belakang upaya Rusia untuk memperburuk krisis pangan global, mengindikasikan dengan jelas bahwa Rusia akan terus membuatnya bertentangan dengan seluruh masyarakat internasional,” kata Zelenskyy.
Militer Ukraina mengatakan serangan Rusia pada hari Senin lalu mencakup lebih dari 50 rudal jelajah. Serangan itu memutuskan pasokan air dan listrik ke sebagian besar kota Kyiv, tetapi Wali Kota Vitali Klitschko Selasa mengatakan layanan tersebut telah dipulihkan.
Putin mengatakan serangan hari Senin merupakan tanggapan atas tuduhan bahwa Kyiv melancarkan serangan drone terhadap armada Laut Hitam Rusia.
Menanggapi seorang wartawan yang bertanya apakah pengeboman itu merupakan jawaban atas berbagai peristiwa baru-baru ini di Laut Hitam, Putin menjawab, “Sebagian, ya. Tetapi itu tidak semua yang dapat kami lakukan.”
Ukraina belum mengukuhkan atau membantah menyerang armada Rusia. , Rusia pada Sabtu lalu menyebut serangan Ukraina itu sebagai alasan untuk membekukan partisipasinya dalam prakarsa biji-bijian yang dipimpin PBB. [uh/ab]
Forum