Tautan-tautan Akses

Ukraina Tangkap Dua Tentara Korea Utara yang Bertempur untuk Rusia


Foto dari akun Telegram V_Zelenskiy_official menunjukkan diduga seorang pria yang diduga tentara Korea Utara ditahan oleh otoritas Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina, 11 Januari 2025. (Foto: V_Zelenskiy_official/AFP)
Foto dari akun Telegram V_Zelenskiy_official menunjukkan diduga seorang pria yang diduga tentara Korea Utara ditahan oleh otoritas Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina, 11 Januari 2025. (Foto: V_Zelenskiy_official/AFP)

Kedua tentara tersebut dilaporkan ditangkap di wilayah Kursk, Rusia, di mana Ukraina melancarkan serangan untuk mempertahankan wilaya

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Sabtu (11/1), bahwa pasukan Ukraina telah menangkap dua tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia di wilayah perbatasan Kursk Rusia.

Dia melontarkan komentar tersebut beberapa hari setelah Ukraina mulai melakukan serangan baru di Kursk untuk mempertahankan wilayah yang dikuasainya dalam serangan kilat pada Agustus. Serangan kilat itu menandai pendudukan pertama wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.

Serangan balik Moskow telah membuat pasukan Ukraina kocar-kacir and menurunnya moral. Serangan itu juga menewaskan dan melukai ribuan orang serta merebut kembali lebih dari 40 persen wilayah Kursk yang direbut Ukraina seluas 984 kilometer persegi.

“Tentara kami telah menangkap tentara Korea Utara di Kursk. Ini adalah dua tentara yang, meski terluka, selamat, dibawa ke Kyiv, dan kami berkomunikasi” dengan dinas keamanan Ukraina, kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan yang diunggah di aplikasi pesan Telegram.

Dia membagikan foto dua pria yang sedang beristirahat di dipan di sebuah ruangan dengan jendela berjeruji. Keduanya mengenakan perban. Satu tentara tampak perbannya terbalut di sekitar rahang dan satu lagi di kedua tangan dan pergelangan tangan.

Zelenskyy mengatakan menangkap tentara itu hidup-hidup “tidak mudah.” Dia menegaskan bahwa pasukan Rusia dan Korea Utara yang bertempur di Kursk telah berusaha menyembunyikan kehadiran tentara Korea Utara, termasuk dengan membunuh rekan-rekan mereka yang terluka di medan perang untuk menghindari agar mereka tidak ditangkap dan diinterogasi oleh Kyiv.

Dinas keamanan Ukraina, SBU, pada Sabtu memberikan informasi lebih lanjut tentang kedua tentara tersebut. Dalam sebuah pernyataan, SBU menyatakan bahwa salah satu dari mereka tidak memiliki dokumen sama sekali, sementara yang lainnya membawa kartu identitas militer Rusia atas nama seorang pria dari Tuva, wilayah Rusia yang berbatasan dengan Mongolia.

“Para tahanan tidak bisa berbahasa Ukraina, Inggris, atau Rusia, jadi komunikasi dengan mereka dilakukan melalui penerjemah Korea yang bekerja sama dengan intelijen Korea Selatan,” kata pernyataan itu.

Menurut SBU, salah satu tentara mengaku dia diberitahu bahwa dia akan pergi ke Rusia untuk pelatihan, bukan untuk berperang melawan Ukraina.

Badan tersebut mengatakan kedua pria tersebut diberikan perawatan medis sesuai dengan Konvensi Jenewa dan sedang diselidiki “bekerja sama dengan intelijen Korea Selatan.”

Seorang pejabat senior militer Ukraina mengatakan bulan lalu bahwa ratusan tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk telah tewas atau terluka dalam pertempuran tersebut.

Pejabat tersebut memberikan perkiraan signifikan pertama mengenai jumlah korban di Korea Utara. Pernyataan pejabat itu muncul beberapa minggu setelah Ukraina mengumumkan bahwa Pyongyang telah mengirim 10.000 hingga 12.000 tentara ke Rusia untuk membantu negara tersebut dalam perang yang sudah berjalan hampir tiga tahun melawan negara tetangganya yang jauh lebih kecil.

Gedung Putih dan Pentagon bulan lalu mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara telah bertempur di garis depan dengan sebagian besar posisi infanteri. Mereka telah bertempur dengan unit-unit Rusia dan, dalam beberapa kasus, secara mandiri di sekitar Kursk. [ft]

XS
SM
MD
LG