Ukraina telah menawarkan untuk menyerahkan peran pemimpin dalam penyelidikan penembakan jatuh pesawat Malaysia airlines hari Kamis lalu, kepada Belanda, negara yang warganya paling banyak di pesawat itu. Tawaran itu disampaikan sementara tiga penyelidik forensik dari Belanda tiba di lokasi jatuhnya pesawat di Ukraina timur dan menjadi pakar asing pertama yang tiba di sana.
Tawaran Ukraina tampaknya dimaksudkan untuk meyakinkan Rusia dan pemberontak yang didukungnya agar mengizinkan pengangkutan 272 jenazah yang sudah ditemukan sejauh ini, yang sebagian besar disimpan di gerbong kereta berpendingin di sebuah kota yang dikuasai pemberontak. Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengumumkan hal itu dalam konferensi pers di Kyiv.
“Pemerintah Ukraina siap menyerahkan penyelidikan internasional kepada sahabat kita, Belanda. Pihak Belanda bisa memimpin proses penyelidikan bersama-sama dengan seluruh komunitas internasional dan pihak Ukraina,” kata Yatsenyuk.
Proposal itu mungkin akan dapat menembus kebuntuan yang menyebabkan jenazah-jenazah itu terbengkalai di kota Torez. Separatis dukungan Rusia yang menguasai wilayah itu telah menolak permintaan Ukraina dan internasional untuk mengizinkan kereta api itu bergerak menuju kota Kharkiv yang dikuasai pemerintah, yang berjarak 300 kilometer.
Yatsenyuk mengatakan 28 penyelidik dari empat negara, dan tiga diplomat Australia tiba di Kharkiv Senin pagi untuk menerima jenazah itu dan mengatur pengangkutannya ke sebuah laboratorium forensik di Amsterdam. Yatsenyuk mengatakan itu akan memungkinkan “penyelidikan yang lebih independen”.
Sementara itu tiga penyelidik forensik Belanda tiba di lokasi jatuhnya pesawat itu dan bekerja sama dengan sebuah delegasi dari Organisasi Kerja Sama dan Keamanan di Eropa. Delegasi itu sedang menjalankan sebuah misi HAM namun dialihkan ke daerah tersebut minggu lalu dan telah mendokumentasi situasi di sana.
Juru bicara delegasi, Michael Bociurkiw menjelaskan tindakan awal pakar di stasiun kereta api pedesaan dimana gerbong-gerbong kereta api di parkir.
“Ketiga gerbong dengan kantong-kantong jenazah dibuka. Para pakar masuk ke dalam tiga gerbong itu dan melihat-lihat sekilas dengan bantuan lampu senter. Mereka mengatakan puas dengan cara kantong-kantong jenazah disusun dan dengan suhu dalam gerbong, mengingat kondisi di lapangan yang sulit,” papar Bociurkiw.
Bociuriw mengatakan para penyelidik harus menempuh perjalanan darat selama satu setengah hari di jalan untuk mencapai daerah itu.
Pemerintah Ukraina mengatakan tidak melancarkan serangan dekat lokasi jatuhnya pesawat itu. Tapi ada laporan mengenai pertempuran di ibukota regional, Donetsk dan Michael Biciurkiw mengatakan ada laporan bahwa jalur kereta api mungkin rusak sehingga bisa memperumit masalah kemana jenazah-jenazah itu akan dikirim dan kapan.
Dewan Keamanan PBB hari Senin (21/7) sore dijadwalkan akan melakukan pemungutan suara mengenai resolusi yang menuntut akses internasional ke lokasi kecelakaan tersebut.
Dewan Keamanan PBB telah bertemu Minggu malam di New York untuk mempertimbangkan sebuah resolusi.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengirim Menteri Luar Negeri Julie Bishop ke Amerika untuk memimpin upaya melobi resolusi tersebut. Australia kehilangan sedikitnya 37 warga negaranya dalam kecelakaan itu.