Ulama ternama Syiah Irak pada Jumat (20/6) menyerukan pemerintah baru yang "efektif" yang menghindari "kesalahan masa lalu" – menambah tekanan terhadap perdana menteri Syiah negara itu, Nouri al-Maliki, di tengah serangan yang meluas oleh militan Sunni.
Pernyataan Ayatollah Ali al-Sistani itu disampaikan setelah Presiden Amerika Barack Obama meminta Maliki membuat agenda "inklusif" terhadap minoritas Sunni dan Kurdi Irak atau berisiko perang saudara.
Pejabat-pejabat Amerika Jumat tidak mau berkomentar langsung mengenai pernyataan Sistani. Tetapi juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan pemerintah Irak yang sukses akan menjadi salah satu yang memerintah dengan "cara inklusif."
Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan salah satu pesan utama pemerintah kepada para pemimpin Irak adalah bahwa "kini waktunya bersatu" melawan ancaman yang mereka hadapi bersama.
Gerakan kelompok pecahan al-Qaida Negara Islam Irak, Suriah dan sekitarnya atau ISIS, dimulai awal pekan lalu dengan militan itu menguasai kota Mosul.
Pernyataan Ayatollah Ali al-Sistani itu disampaikan setelah Obama meminta Irak membuat agenda "inklusif" terhadap minoritas Sunni dan Kurdi Irak atau berisiko perang saudara.
Terkait
Paling Populer
1