YERUSALEM —
Ribuan peziarah memadati gang-gang sempit Kota Tua di Yerusalem untuk mengikuti tradisi Prosesi Jumat Agung. Beberapa orang memikul kayu salib besar di pundak mereka saat mereka berjalan menyusuri jalan sempit berbatu yang dikenal sebagai Via Dolorosa, atau Jalan Kesengsaraan.
Umat beriman menelusuri kembali jejak Yesus dengan devosi tradisional yang dikenal sebagai stasi-stasi Salib - membaca kitab suci, berdoa dan menyentuh batu-batu suci.
“Saya merasa kecil di hadapan Tuhan,” kata John Thekkekara yang berasal dari Kerala, India. “Hari ini diyakini sebagai hari ketika Yesus disalibkan. Dan itu adalah pengalaman terbesar dalam hidup saya untuk berada di sini pada hari ini di Yerusalem,” lanjutnya.
Para peziarah datang dari seluruh dunia, dari Timur Jauh sampai Barat.
Tentara Israel yang bersenjata dengan senapan serbu menjaga jalan yang dilalui prosesi itu yang berakhir di Gereja kuno Makam Kudus, tempat penyaliban Yesus. Di tempat itu pula pada hari Minggu Paskah umat Kristen akan merayakan kebangkitanNya.
Sementara itu, di Filipina, puluhan umat Katolik memperingati Jumat Agung dengan melakukan tradisi penyaliban kembali Yesus dengan cara diri mereka dipaku di kayu salib.
Puluhan pria, terselubung syal dan kepala bermahkota duri, berjalan dengan susah payah melalui jalan-jalan desa San Pedro Cutud di provinsi Pampanga, sekitar 70 kilometer sebelah utara Manila.
Sebagian relawan kemudian dipaku ke salib untuk menjalani kembali penyaliban Yesus.
Telapak tangan dan kaki orang-orang yang merasa berdosa itu dipaku ke kayu salib dengan paku sepanjang 10 sentimeter yang direndam dalam alkohol untuk mencegah infeksi.
Para pemimpin gereja telah berusaha mencegahnya, tetapi praktek demikian telah menjadi acara tahunan yang populer, yang menarik ribuan wisatawan.
Penyelenggara mengatakan bahwa dengan dipaku di kayu salib memungkinkan mereka bertobat dari segala dosa, berdoa bagi kerabat yang sakit atau memenuhi nazar.
Filipina merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma di Asia Tenggara.
Umat Kristen percaya bahwa Yesus disalibkan pada hari Jumat Agung dan bangkit pada hari Minggu Paskah.
Umat beriman menelusuri kembali jejak Yesus dengan devosi tradisional yang dikenal sebagai stasi-stasi Salib - membaca kitab suci, berdoa dan menyentuh batu-batu suci.
“Saya merasa kecil di hadapan Tuhan,” kata John Thekkekara yang berasal dari Kerala, India. “Hari ini diyakini sebagai hari ketika Yesus disalibkan. Dan itu adalah pengalaman terbesar dalam hidup saya untuk berada di sini pada hari ini di Yerusalem,” lanjutnya.
Para peziarah datang dari seluruh dunia, dari Timur Jauh sampai Barat.
Tentara Israel yang bersenjata dengan senapan serbu menjaga jalan yang dilalui prosesi itu yang berakhir di Gereja kuno Makam Kudus, tempat penyaliban Yesus. Di tempat itu pula pada hari Minggu Paskah umat Kristen akan merayakan kebangkitanNya.
Sementara itu, di Filipina, puluhan umat Katolik memperingati Jumat Agung dengan melakukan tradisi penyaliban kembali Yesus dengan cara diri mereka dipaku di kayu salib.
Puluhan pria, terselubung syal dan kepala bermahkota duri, berjalan dengan susah payah melalui jalan-jalan desa San Pedro Cutud di provinsi Pampanga, sekitar 70 kilometer sebelah utara Manila.
Sebagian relawan kemudian dipaku ke salib untuk menjalani kembali penyaliban Yesus.
Telapak tangan dan kaki orang-orang yang merasa berdosa itu dipaku ke kayu salib dengan paku sepanjang 10 sentimeter yang direndam dalam alkohol untuk mencegah infeksi.
Para pemimpin gereja telah berusaha mencegahnya, tetapi praktek demikian telah menjadi acara tahunan yang populer, yang menarik ribuan wisatawan.
Penyelenggara mengatakan bahwa dengan dipaku di kayu salib memungkinkan mereka bertobat dari segala dosa, berdoa bagi kerabat yang sakit atau memenuhi nazar.
Filipina merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma di Asia Tenggara.
Umat Kristen percaya bahwa Yesus disalibkan pada hari Jumat Agung dan bangkit pada hari Minggu Paskah.