Ketua Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga, Maria Lucia Inge Lusida, mengaku siap menerima penunjukan dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan tes terkait virus corona. Institute of Tropical Disease Univeristas Airlangga telah menyiapkan sekitar 2.000 tes kit virus corona, atau sesuai kebutuhan yang diminta.
Maria Lucia Inge Lusida mengatakan, untuk melakukan pengujian pihaknya akan memperbanyak reagen, sebagai zat yang digunakan untuk melakukan uji coba. Sampai saat ini, Uniar telah memeriksa sekitar 60 sampel yang diduga terdapat virus corona.
“Ya kami siap, memang saya secara informal juga sudah mendapat berita bahwa boleh menerima (sampel) sebagai jejaring dari Litbangkes (Kemenkes). Jadi, kami siap, sudah lama sih kami siap kita untuk memeriksa. Ya kita akan memperbanyak reagen supaya nanti kalau lebih banyak lagi yang ke sini kita siap, karena kadang-kadang pesan reagen itu kan tidak bisa cepat,” kata Maria Lucia Inge Lusida.
Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Mohammad Nasih menegaskan, saat ini Universitas Airlangga bersama Balitbangkes Kementerian Kesehatan dan Eijkmen Institute for Molecular Biology, adalah 3 institusi yang ditunjuk untuk melakukan uji pemeriksaan sample virus corona. Melalui tenaga ahli, peralatan modern dan metode yang dimiliki, Unair mengaku mampu memeriksa sample virus corona hingga kurang dari 5 jam, sementara tempat lain membutuhkan waktu antara satu hingga tiga hari.
“Alatnya itu tidak semua rumah sakit punya, kita punya BSL-3, kita punya alat apunya, kemudian Balitbangkes, nah yang lain terbatas di situ. Kalau reagennya semua bisa beli itu murah sekali, tidak usah kuatir. Yang terpenting adalah alat dan metodenya tadi, karena kita menggunakan alat pengurai dengan PCR tadi, kita bisa lebih cepat jadinya. Jadi, pendekatan metode yang digunakan saja yang berbeda,” ujar Mohammad Nasih kepada VOA.
Nasih juga menegaskan kesiapan Unair untuk menemukan vaksin antivirus corona, bila Kementerian Kesehatan memberi kepercayaan. Bahkan kata Nasih, Unair juga siap memproduksi vaksin antivirus corona, untuk mempercepat penanganan kasus corona yang sudah menyebar luas di Indonesia.
“Kita anggap saja misalnya kalau kita sudah diberi virusnya oleh kawan-kawan di Balitbangkes karena kan di sana ya (virusnya), kita akan bisa memprosesnya lebih lanjut sehingga bisa menemukan vaksinnya. Nah, itu menurut saya penting untuk proses penelitian lanjutannya. Tapi, kita siap juga melanjutkan sampai ke produk antivirusnya, vaksinnya atau antivirusnya. Ada banyak metode yang juga sudah kita diskusikan, kita nanti pakai model vaksin atau model yang lainnya, itu sedang dalam proses penyusunan proposal untuk sampai ke sana,” papar Nasih.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan kasus corona di wilayahnya masih nihil, meskipun sebelumnya sempat ada warga Kabuaten Magetan yang meninggal di Jawa Tengah setelah positif terjangkit virus corona.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya meningkatkan kewaspadaan di semua bidang, meski tetap meminta masyarakat tidak panik. Pemprov Jawa Timur menyiagakan 44 rumah sakit rujukan, dan telah menyiapkan masker dan thermal gun untuk melakukan pelacakan dan antisipasi penyebaran virus corona.
“Kalau untuk rumah sakit, kita sudah beberapa kali rapat dengan 44 rumah sakit. Dari 44 itu, 41 rujukan pertama, 3 rujukan utama, saya rasa ini sudah berlapis-lapis. Kemudian kalau misalnya masker sudah, stok di BPBD cukup untuk bisa dideploy ke masing-masing rumah sakit. Jadi sekarang yang kita menunggu adalah tambahan thermal gun,” terang Khofifah Indar Parawansa. [pr/em]