Piramida-piramida Giza di Mesir telah ada ribuan tahun. Namun, mereka merayakan ulang tahun ke-50 pekan ini sebagai situs Warisan Dunia.
Lazare Eloundou Assomo, Direktur Pusat Warisan Dunia UNESCO, menjelaskan asal muasal daftar terkenal tersebut.
"Pada 16 November 1972, naskah Konvensi mengenai Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia diadopsi. Naskah itu memiliki pembukaan yang sangat bagus dan pasal-pasal yang sangat tepat, dan di antaranya perlu membuat daftar situs yang akan diakui sebagai situs kemanusiaan yang paling penting, memungkinkan komunitas internasional untuk bertindak sangat cepat untuk melestarikannya dalam menghadapi bencana (alam), dalam menghadapi konflik, dalam menghadapi masalah pembangunan lainnya," paparnya.
Sebagian besar situs berada di tujuan wisata populer.
Beberapa negara memiliki lebih dari 50 situs, tetapi yang lain - seperti 12 negara Afrika - tidak memilikinya.
UNESCO mengatakan di benua Afrika hanya terdapat sembilan persen situs Warisan Dunia.
"Dari daftar Warisan Dunia sebanyak 1.154 situs, hampir setengah dari situs-situs tersebut umumnya berada di wilayah Eropa dan Amerika Utara. Secara global, salah satu wilayah yang paling tidak terwakili dalam Daftar Warisan Dunia adalah sub-Sahara Afrika dan kemudian negara-negara Arab. Jadi, memang ada ketidakseimbangan dalam hal statistik dalam daftar tersebut dan ini adalah masalah yang akan terus kami kerjakan bersama negara-negara anggota," jelas Eloundou Assomo.
Konvensi Warisan Dunia berupaya melestarikan dan melindungi situs-situsnya. Begitu ditetapkan sebagai World Heritage, situs itu bisa mendapat dana Warisan Dunia.
Penetapan itu biasanya menguntungkan daerah tersebut dengan meningkatnya pariwisata. Namun, keuntungan ini bisa menjadi pedang bermata dua.
“Bicara tentang situs-situs yang dikunjungi, kita berbicara tentang lokasi wisata yang semakin dikenal. Dan situs-situs yang paling banyak dikunjungi ini umumnya pasti berada di daerah seperti di Eropa, di Amerika Utara," kata Eloundou Assomo.
"Banyak situs yang juga dikunjungi di Asia, dan kita tahu bahwa pariwisata membawa banyak hal untuk pengembangan situs-situs itu, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan membantu kesejahteraan penduduk, karena itulah yang terjadi dalam pembangunan. Tetapi pariwisata juga berarti, kalau massal, menjadi faktor yang memprihatinkan bagi situs Warisan Dunia," lanjutnya.
Dari daftar tersebut, 52 situs kini dikategorikan 'dalam bahaya'. Eloundou Assomo memberi contoh di benua Afrika.
"Di Afrika, contohnya Taman Nasional Virunga. Di sana ada, misalnya, spesies endemik yang sangat penting, seperti gorila gunung terakhir dan banyak lainnya," katanya
Sementara UNESCO merayakan ulang tahun ke-50 konvensi di Delphi, Yunani, badan PBB itu ingin mematuhi prinsip pendiriannya.
“Penting agar situs warisan dunia tidak kehilangan nilainya atas peran yang dimainkannya dan kami bekerja sama agar dapat melestarikan situs-situs itu sekarang dan mewariskannya kepada generasi mendatang yang akan terus melestarikannya," kata Eloundou Assomo.
UNESCO diperkirakan akan mengumumkan rencana aksi untuk masa depan Konvensi Warisan Dunia. Mereka akan membuat daftar yang lebih representatif dan membuat situs-situs itu lebih mudah diakses dan berkelanjutan. [ka/ab]
Forum