Para ahli UNESCO merekomendasikan agar Venesia dan lagunanya ditambahkan ke dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya. Rekomendasi itu dikeluarkan setelah Italia dianggap tidak berbuat banyak untuk melindungi kota itu dari dampak perubahan iklim dan pariwisata massal.
Para pakar Pusat Warisan Dunia UNESCO secara teratur meninjau 1.157 situs Warisan Dunia yang dikelola oleh badan budaya PBB tersebut. Pada pertemuan di Riyadh pada September 2022, sebuah komite yang terdiri dari 21 negara anggota UNESCO memutuskan akan meninjau lebih dari 200 situs dan memutuskan mana yang akan ditambahkan ke dalam daftar bahaya.
Hampir 10 dari situs-situs ini, para ahli merekomendasikan agar negara-negara anggota menyertakan mereka dalam daftar bahaya, di antaranya termasuk pusat sejarah Odessa, Ukraina, kota Timbuktu di Mali, dan beberapa situs di Suriah, Irak, dan Libya.
Situs lain yang direkomendasikan untuk dimasukkan ke dalam daftar bahaya tahun ini adalah kota Kyiv dan Lviv di Ukraina.
"Penyelesaian masalah lama tetapi mendesak, terhambat oleh kurangnya visi strategis bersama secara keseluruhan untuk pelestarian properti jangka panjang dan rendahnya efektivitas manajemen terpadu yang terkoordinasi di semua tingkat pemangku kepentingan," kata UNESCO.
UNESCO mengatakan langkah-langkah korektif yang diusulkan oleh negara Italia "saat ini tidak cukup dan tidak cukup rinci." Mereka menambahkan bahwa Italia "belum berkomunikasi secara berkelanjutan dan substantif sejak sesi Komite terakhirnya pada 2021, ketika UNESCO mengancam akan memasukkan Venesia ke dalam daftar hitam.
Badan tersebut berharap bahwa pemberian "label situs warisan dunia yang terancam bahaya akan menghasilkan dedikasi dan mobilisasi" yang lebih besar dari pemangku kepentingan lokal dan nasional untuk mengatasi masalah yang sudah berlangsung lama.
Seorang juru bicara pemerintah kota Venesia mengatakan kepada Reuters bahwa kota itu "akan dengan hati-hati membaca usulan keputusan yang diterbitkan hari ini oleh Pusat Komite Warisan Dunia UNESCO dan akan mendiskusikannya dengan pemerintah."
Venesia, yang terkenal dengan kanal dan situs budayanya, telah berjuang menghadapi serbuan kunjungan turis secara massal selama bertahun-tahun. Pada satu hari selama Karnaval 2019, sekitar 193.000 orang masuk ke pusat bersejarah itu. Venesia telah mempersiapkan untuk mengenakan biaya bagi pelancong harian sebagai upaya untuk mengontrol jumlah pengunjung. Namun kebijakan itu ditunda karena dianggap memberatkan. [ah/rs]
Forum