Tautan-tautan Akses

Uni Eropa Berikan Persetujuan Akhir Brexit


Bendera Uni Eropa (kanan), dan bendera Inggris di Kantor Penghubung Parlemen Eropa di London, 21 Januari 2020. Inggris akan meninggalkan Uni Eropa 31 Januari 2020. (AP Photo / Kirsty Wigglesworth)
Bendera Uni Eropa (kanan), dan bendera Inggris di Kantor Penghubung Parlemen Eropa di London, 21 Januari 2020. Inggris akan meninggalkan Uni Eropa 31 Januari 2020. (AP Photo / Kirsty Wigglesworth)

Setelah tiga setengah tahun perundingan yang berbelit-belit dan kekacauan politik yang memaksa pengunduran diri dua perdana menteri, Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa hari Jumat (31/1) besok pukul 11 malam waktu London.

Uni Eropa, Rabu (29/1) memberikan persetujuan akhirnya bagi Inggris untuk meninggalkan blok itu setelah menjadi anggota selama hampir setengah abad.

Anggota Parlemen Eropa menyanyikan lagu perpisahan yang bersahabat bagi 73 rekan Inggris mereka hari Rabu, setelah memberikan suara untuk memutuskan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Parlemen Uni Eropa memberi suara 621 mendukung berbanding 49 menolak bagi kesepakatan Brexit yang dicapai perunding kedua pihak tahun lalu, dan disetujui parlemen Inggris pekan lalu. Inggris akan secara resmi mengakhiri keanggotaannya di Uni Eropa pada Jumat malam (31/1).

Anggota Parlemen Inggris yang Pro-Brexit merayakannya ketika mereka pulang.

Anggota Parlemen asal Inggris, Nigel Farage mengatakan, "Kami keluar. Kebebasan, demokrasi, pemerintahan mandiri. Kami menang!"

Bagi lainnya, ini merupakan kesedihan dan penyesalan. Anggota Parlemen Uni Eropa dari Belgia, Guy Verhofstadt mengatakan, "Semua orang akan merindukan perwakilan Inggris. Tidak semua yang mewakili Inggris, misalnya, saya rasa kita tidak akan merindukan (Nigel) Farage, tetapi semua yang lainnya."

Suatu periode peralihan akan berlangsung sepanjang tahun ini dengan perundingan mengenai berbagai aspek hubungan baru antara kedua pihak.

Salah satu bagian penting dari pembicaraan itu adalah kesepakatan perdagangan, yang dinyatakan Inggris ingin dicapainya sebelum tahun 2020 berakhir.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Rabu (29/1) menyatakan Uni Eropa terbuka bagi perjanjian perdagangan bebas tanpa tarif atau kuota, tetapi hanya jika pengusaha Uni Eropa dan Inggris “bersaing secara adil.”

Sebagian besar alasan bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa adalah agar negara itu dapat menetapkan peraturan-peraturannya sendiri dan tidak tunduk pada kebijakan yang diinginkan 27 anggota lainnya.

Perundingan mengenai perjanjian Brexit berlangsung selama 2,5 tahun. Parlemen Inggris beberapa kali menolak kesepakatan awal dan PM Theresa May mengundurkan diri di tengah-tengah kebuntuan tersebut.

Boris Johnson menjadi perdana menteri baru pada Juli lalu dengan janji akan menuntaskan proses Brexit yang diawali dengan referendum tahun 2016. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG