Uni Eropa dan Amerika Serikat menyerukan agar junta militer yang merebut kekuasaan di Niger pekan lalu menghentikan kudeta mereka dan mengembalikan Presiden Mohamed Bazoum ke jabatannya.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, pada Senin (31/7), menyatakan dukungan bagi tindakan Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), yang pada hari Minggu (30/7) menjatuhkan sanksi pada para pemimpin kudeta dan memberi mereka tenggat satu minggu untuk menyerahkan kekuasaan atau menghadapi tindakan termasuk penggunaan kekerasan.”
Borrell mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Bazoum harus kembali berkuasa tanpa penundaan. Dia juga mengatakan Uni Eropa menolak tuduhan campur tangan asing dan akan menganggap junta bertanggung jawab atas setiap serangan terhadap warga sipil atau terhadap personel atau fasilitas diplomatik.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menyambut baik apa yang dia sebut kepemimpinan kuat ECOWAS untuk “membela tatanan konstitusional di Niger” dan mengatakan Amerika Serikat bergabung dengan seruan untuk segera membebaskan Bazoum dan pemulihan pemerintahan Niger yang terpilih secara demokratis.
Juru bicara Blinken mengatakan kepada wartawan pada Senin (31/7) bahwa Washington belum membuat keputusan resmi apakah tindakan militer itu merupakan kudeta, karena situasinya sedang berlangsung dan masih cair.
“Jelas ada upaya untuk mencopot Presiden Bazoum dari jabatannya,” kata Matthew Miller kepada wartawan. “Belum jelas apakah upaya itu pada akhirnya akan berhasil. Jadi, kami mengamati dan memantau situasi dan berusaha mencegah Presiden Bazoum dicopot dari jabatannya.”
Pemimpin kudeta mengatakan mereka bertindak pekan lalu sebagai tanggapan atas apa yang mereka gambarkan sebagai situasi keamanan yang memburuk dan kurangnya tindakan pemerintah terhadap aksi para jihadis. [lt/rs]
Forum