Tautan-tautan Akses

Uni Eropa Kenakan Sanksi pada Produsen Berlian Terbesar Rusia


Seorang karyawan menunjukkan batu berkualitas permata, termasuk berlian kasar 242 karat yang langka, untuk ditawarkan di lelang oleh produsen berlian yang dikendalikan negara Rusia, Alrosa. (Foto: Reuters)
Seorang karyawan menunjukkan batu berkualitas permata, termasuk berlian kasar 242 karat yang langka, untuk ditawarkan di lelang oleh produsen berlian yang dikendalikan negara Rusia, Alrosa. (Foto: Reuters)

Uni Eropa, Rabu (3/1), menjatuhkan sanksi terhadap produsen raksasa berlian milik Rusia, Alrosa, dan CEO-nya. Sanksi ini bagian dari larangan impor batu mulia itu sehubungan perang di Ukraina.

Uni Eropa pada Desember setuju untuk melarang ekspor berlian dari Rusia sementara blok tersebut memperketat sanksi guna semakin melemahkan kas Kremlin.

Blok beranggotakan 27 negara tersebut memasukkan Alrosa, perusahaan pertambangan berlian terbesar di dunia, dan kepala eksekutifnya Pavel Marinychev dalam daftar hitam. Terhadap mereka berlaku larangan visa dan pembekuan aset-aset di Uni Eropa.

Menurut Uni Eropa, perusahaan tersebut – yang menyumbang 90 persen produksi berlian Rusia – “merupakan bagian penting dari sektor ekonomi karena memberi pendapatan besar kepada pemerintah.”

Nilai total ekspor berlian Rusia sekitar $4 miliar pada 2022.

Larangan Uni Eropa mulai berlaku pada 1 Januari terhadap berlian alami dan sintetis yang diekspor dari Rusia. Larangan terhadap berlian Rusia yang diproses di negara ketiga akan diberlakukan secara bertahap pada September.

Larangan Uni Eropa ini muncul setelah berbulan-bulan negosiasi yang melelahkan dengan negara-negara G7 untuk membentuk sistem pelacakan berlian Rusia. Belgia, yang merupakan pusat perdagangan berlian terbesar di dunia, menegaskan bahwa sistem tersebut perlu diterapkan agar embargo apa pun bisa efektif.

Uni Eropa sejauh ini telah menjatuhkan 12 putaran sanksi yang belum pernah terjadi terhadap Rusia sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022. Namun perekonomian Rusia sejauh ini berhasil beradaptasi dengan sanksi-sanksi itu maupun masalah-masalah yang muncul akibat konflik. [ka/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG