Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Rabu (15/12) memperingatkan Rusia bisa menghadapi "langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya" jika tidak mengurangi sikap agresifnya terhadap Ukraina.
Berbicara kepada Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Von der Leyen menyebut penggelaran pasukan dan peralatan Rusia baru-baru ini di dekat perbatasannya dengan Ukraina. Ia mengulangi “dukungan Uni Eropa yang tak tergoyahkan untuk kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.”
Meskipun Uni Eropa sudah menerapkan serangkaian sanksi ekonomi, Von der Layen mengatakan setiap agresi lebih jauh akan “berdampak sangat besar” bagi Rusia. Ia mengatakan Uni Eropa mungkin menanggapi dengan "meningkatkanan secara besar-besaran" sanksi tersebut, dan menambahkan bahwa Uni Eropa siap untuk mengambil "langkah-langkah tambahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan konsekuensi serius bagi Rusia."
Von der Leyen mendesak Rusia untuk “mengurangi eskalasi, mengupayakan saluran diplomatik dan mematuhi komitmen internasionalnya.”
Rusia sebelumnya menyatakan bahwa pasukan dan peralatan di perbatasan berada di sana hanya untuk tujuan defensif dan membantah laporan intelijen yang mengindikasikan bahwa mereka merencanakan invasi.
Von der Leyen juga mengecam apa yang digambarkannya sebagai upaya terang-terangan Moskow untuk mengintimidasi bekas republik Soviet, Moldova, dengan menekan pasokan gasnya dan menaikkan harga. Rusia membantah klaim tersebut.
Von der Leyen, Rabu juga mengadakan jumpa pers dengan presiden reformis Moldova, Maia Sandu, dan menjanjikan pendanaan hampir $68 juta untuk membantu mengimbangi kenaikan harga bahan bakar yang dihadapi negara tersebut. [my/jm]