Badan Urusan Obat Uni Eropa (European Medicines Agency/EMA), Selasa (1/12), mengatakan pihaknya mungkin membutuhkan lebih dari empat minggu untuk menyetujui vaksin pertama virus corona, meski otoritas di Amerika dan Inggris memperkirakan akan memberikan lampu hijau sebelum Natal.
EMA berencana melangsungkan pertemuan pada 29 Desember untuk memutuskan apakah ada data yang cukup tentang keamanan dan kemanjuran vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech untuk disetujui. EMA juga mengatakan pihaknya akan memutuskan paling cepat pada 12 Januari untuk menyetujui atau tidak vaksin buatan perusahaan farmasi Amerika, Moderna. Moderna pekan ini telah menyampaikan permohonan izin pada pihak berwenang Amerika dan Eropa.
Jika vaksin buatannya disetujui, BioNTech yang berkantor di Jerman mengatakan akan mulai menggunakannya di Eropa sebelum akhir 2020. Namun, tampaknya hal itu terlalu ambisius mengingat Komisi Uni Eropa umumnya harus pula memberikan persetujuan.
EMA juga membuka peluang dilangsungkannya pertemuan lebih awal dari jadwal jika sudah ada data yang diperlukan.
Persetujuan apapun yang diberikan pihak berwenang Eropa akan bergantung pada perusahaan yang mengirimkan informasi lebih lanjut untuk mengukuhkan bahwa manfaat vaksin yang diproduksi lebih besar dibanding risikonya.
Tanggal pertemuan EMA itu lebih lambat dibanding yang diharapkan sebagian negara Eropa. Jerman, yang telah memberikan $450 juta pada BioNTech untuk mengembangkan vaksin, telah bersiap memulai vaksinasi pada pertengahan Desember.
Meskipun pejabat-pejabat di Jerman, Perancis dan Belanda pada Selasa (1/12) mengingatkan bahwa program vaksin tampaknya tidak akan dimulai hingga akhir tahun nanti. [em/pp]