Hubungan Uni Eropa dan Rusia mungkin tidak mulus di Bumi, tapi keduanya sedang bekerjasama untuk mendaratkan sebuah pesawat di planet Mars bulan depan.
Misi gabungan antara Badan Antariksa Eropa (ESA) yang berpusat di Paris dan mitranya dari Rusia, Roscosmos akan mendaratkan modul Schiaparelli di planet Mars pada 19 Oktober. Ini akan diikuti oleh sebuah pendaratan lain tahun 2020 untuk mencari bentuk-bentuk kehidupan di bawah tanah.
“Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang terdapat di bawah permukaan Mars, dan inilah tujuan misi kami,” kata Fabio Favata, koordinator eksplorasi sains dan robotik ESA dalam program ExoMars itu.
Amerika sudah lama mendominasi eksplorasi planet Mars dan badan antariksa NASA telah meluncurkan sejumlah pesawat ke planet itu.
Kerjasama Eropa dan Rusia ini adalah pertama kalinya dalam upaya mencari kehidupan di bawah permukaan planeit tersebut. Itu akan terjadi dalam tahap kedua misi ExoMars empat tahun dari sekarang.
Misi itu akan mencakup sebuah pesawat pendarat yang dilengkapi dengan bor untuk menggali permukaan Mars sampai kedalaman 2 meter, karena para pakar yakin akan ditemukan sisa-sisa kehidupan bakteri, yang tidak rusak karena radiasi sinar ultraviolet.
Kata Favata, “tidak ada orang yang mengharapkan ditemukan kehidupan di permukaan Mars”, karena lapisan atmosfer yang tipis dan tiadanya medan magnet merupakan kondisi yang sulit bagi kehidupan.
“Jika mungkin masih ada, atau pernah ada, kehidupan atau sisa-sisanya mungkin bisa ditemukan di bawah tanah. Pesawat Schiaparelli diluncurkan bulan Maret lalu dari Kazakhstan, dan tugasnya adalah menganalisa gas metana dan gas-gas lain yang terdapat di atmosfer Mars," ujarnya.
Badan antariksa Eropa itu tidak akan sendirian di Mars, karena China dan NASA berencana mengirim pesawat penjelajah ke planet itu tahun 2020. India bahkan telah mengirim pesawat yang mengorbit Mars tahun 2014.[isa/sp]