Uni Eropa berencana memperluas pengawalan perbatasannya dalam upaya lebih lanjut mencegah migran masuk ke benua itu, kata sumber Uni Eropa. Rencana ini terangkum dalam rincian proposal anggaran belanja Uni Eropa yang akan diajukan pekan depan.
Langkah ini akan meredakan kekhawatiran negara-negara Uni Eropa dalam menangani arus migrasi, karena jumlah besar migran dan pencari suaka mencoba mencapai Eropa dari negara-negara yang dilanda perang dan kemiskinan di Afrika, Timur Tengah dan Asia.
Namun usulan itu kemungkinan dikecam kelompok-kelompok hak asasi, seperti Amnesty International, yang telah lama mengecam upaya Eropa untuk memperketat pengawalan perbatasannya sebagai tidak efektif, tidak etis kecuali menciptakan "Benteng Eropa".
Dalam rencana yang akan diumumkan hari Rabu, Komisi Eropa mengusulkan perluasan "lebih dari lima kali" kekuatan pengawal perbatasan dan pantai yang ada dan sudah diperbesar menjadi sekitar 1.200 petugas.
Pulau-pulau di perbatasan Yunani dengan Turki dalam beberapa tahun terakhir sering menjadi titik kedatangan pertama di Uni Eropa bagi para migran yang datang dari Timur Tengah dan Asia, karena kedekatan pulau-pulau itu dengan Turki dan kesulitan dalam merondai perbatasan itu.
Dalam daftar opsi untuk anggaran Uni Eropa di masa depan yang dirilis Februari, Komisi memperkirakan biaya memperkuat pengawalan perbatasan "setidaknya 3.000 staf Uni Eropa" lagi mencapai sekitar 25 miliar Euro (sekitar $30,3 miliar) selama periode 2021-2027.
Anggaran sekarang untuk tujuh tahun ke depan bagi pengawalan perbatasan sebesar 4 miliar Euro. Seorang juru bicara Komisi menolak berkomentar mengenai proposal yang akan datang. [ps/al]