Dana Anak-anak PBB (UNICEF) meminta tambahan dana 300 juta dolar untuk memperluas upayanya dalam melawan Ebola di tiga negara Afrika Barat yang paling terimbas Ebola dalam enam bulan ke depan.
UNICEF mengatakan uang yang dimintanya itu akan digunakan untuk mengatasi dua pemicu utama penularan Ebola yaitu ketiadaan isolasi dini terhadap pasien dan penguburan jenazah yang tidak aman. Kedua masalah ini menyangkut praktik-praktik tradisi dan budaya, yang sering menghalangi upaya badan-badan bantuan mencegah orang tertular, dan menularkan penyakit itu, kepada orang lain.
UNICEF mengatakan keterlibatan masyarakat dalam mengakhiri epidemi ini benar-benar penting. Kepala komunikasi krisis UNICEF, Sarah Crowe, mengatakan mengubah perilaku masyarakat membutuhkan waktu, tetapi survei baru-baru ini menunjukkan adanya perubahan positif.
"Kami melihat tren yang menggembirakan dalam sikap dan persepsi masyarakat. Mereka mulai mengerti dan mengetahui tentang cara pemakaman yang aman, tentang pemicu Ebola. Yang kita butuhkan kini adalah bagaimana pengetahuan ini diterapkan dalam tindakan, terutama di Sierra Leone, guna menurunkan kasus Ebola. Jadi, dana itu akan digunakan untuk mengampanyekan perilaku yang menyelamatkan nyawa dan melatih 60 ribu relawan masyarakat,” kata Crowe.
Liberia, Sierra Leone dan Guinea menutup sekolah-sekolah guna mengatasi epidemi Ebola. Sebagian sekolah digunakan sebagai pusat karantina informal, dan pemerintah belum memutuskan kapan akan membuka kembali sekolah-sekolah supaya anak-anak bisa melanjutkan sekolah.
Walau sangat menginginkan anak-anak kembali ke sekolah, UNICEF mengatakan, hal itu harus dilakukan dengan cara yang aman dan bertanggungjawab. Itu berarti melengkapi sekolah dengan air bersih, sanitasi, dan fasilitas lain yang dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
Crowe mengatakan uang itu juga akan digunakan untuk menyediakan layanan perlindungan anak, karena sekitar 10 ribu anak di ketiga negara itu telah kehilangan satu atau kedua orangtua akibat Ebola. Ia mengatakan, UNICEF berusaha melacak, dan menyatukan anak-anak yatim piatu itu dengan, anggota keluarga besar mereka. Jika upaya itu gagal, mereka akan ditempatkan di pusat-pusat perawatan sementara.
Kepada VOA, ia mengungkapkan, anak-anak yatim piatu akibat Ebola masih mengalami stigma dan penolakan masyarakat, yang takut tertular penyakit itu. Ia menambahkan, sebagian sikap itu berubah menjadi lebih baik.
Crowe mengatakan penularan Ebola yang cepat di Liberia, Sierra Leone dan Guinea terutama disebabkan rapuhnya sistem layanan kesehatan mereka. Untuk memperbaiki itu, Crowe mengatakan, UNICEF akan membantu memperbaiki layanan kesehatan dasar dan pelayanan sosial lain dalam masyarakat seraya memerangi Ebola.