Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Haiti dapat membahayakan nyawa ratusan perempuan dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena fasilitas tersebut kekurangan pasokan untuk listrik, kata Badan Anak-anak PBB, UNICEF, pada Minggu (24/10).
Pasokan BBM ke wilayah ibu kota Haiti, Port-au-Prince, sangat terganggu dalam beberapa pekan terakhir akibat gelombang penculikan, termasuk penculikan terhadap sekelompok misionaris Amerika Serikat dan Kanada pada bulan ini.
Para pemimpin industri transportasi mengatakan penyaluran BBM terlalu berbahaya bagi para supir yang berisiko diculik atau dibajak.
UNICEF mengatakan telah merundingkan sebuah perjanjian dengan sebuah perusahaan setempat untuk menyediakan BBM ke berbagai rumah sakit di Port-au-Prince dan semenanjung selatan Haiti, yang dilanda gempa bumi pada Agustus lalu, tapi perusahaan itu mengingkari perjanjian itu, karena khawatir akan kondisi keamanan saat ini.
"Nyawa banyak ibu hamil dan bayi baru lahir terancam bahaya karena rumah sakit yang seharusnya menyediakan perawatan yang menyelamatkan nyawa, tidak bisa beroperasi normal karena kekurangan BBM," kata Raoul de Torcy, Wakil Perwakilan UNICEF untuk Haiti, dalam pernyataan.
Banyak bisnis dan institusi Haiti bergantung pada generator diesel untuk menjaga agar listrik terus menyala karena sering mati listrik.
Seorang juru bicara pemerintah belum segera menjawab permintaan Reuters untuk berkomentar. [vm/rs]