Tautan-tautan Akses

UNICEF: Pertempuran Meluas di Sudan, 150 Ribu Anak Mengungsi


Warga sipil yang melarikan diri dari konflik di Sudan menunggu prosedur pendaftaran suaka di Komisaris Tinggi PBB, di Renk, Sudan Selatan pada 18 Desember 2023. (Foto: AFP)
Warga sipil yang melarikan diri dari konflik di Sudan menunggu prosedur pendaftaran suaka di Komisaris Tinggi PBB, di Renk, Sudan Selatan pada 18 Desember 2023. (Foto: AFP)

Meluasnya pertempuran di bagian tenggara Sudan telah memaksa berbagai organisasi kemanusiaan untuk menghentikan operasinya sementara waktu di beberapa daerah. Sementara itu badan anak-anak PBB (UNICEF) menyatakan keprihatinan mengenai jutaan anak-anak yang terancam di tengah-tengah meningkatnya kekerasan.

UNICEF pada Kamis (21/12) mengatakan sedikitnya 150 ribu anak-anak terpaksa meninggalkan rumah mereka selama sepekan terakhir di negara bagian Jazeera, di sebelah tenggara Khartoum, Ibu Kota Sudan.

Perkembangan ini terjadi sewaktu paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) mengumumkan mereka telah merebut Wad Medani dari militer.

UNICEF mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa Wad Medani adalah pusat sumber daya penting di kawasan itu dan sekarang ini menampung ribuan anak yang mengungsi dari berbagai daerah di Sudan.

Anak-anak pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan beristirahat di tempat tidur di halaman universitas Al-Jazira, yang diubah menjadi tempat penampungan sementara, di al-Hasahisa selatan Khartoum pada 8 Juli 2023. (Foto: AFP)
Anak-anak pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan beristirahat di tempat tidur di halaman universitas Al-Jazira, yang diubah menjadi tempat penampungan sementara, di al-Hasahisa selatan Khartoum pada 8 Juli 2023. (Foto: AFP)

“Gelombang baru kekerasan ini dapat membuat anak-anak dan keluarga terperangkap di antara jalur pertempuran atau terjebak dalam baku tembak, yang konsekuensinya fatal,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russel. “Dengan adanya laporan mengenai pertempuran di berbagai tempat lainnya di negara itu, jutaan anak di Sudan kembali menghadapi risiko besar.”

Program Pangan Dunia (WFP) juga mengatakan kegiatannya terimbas oleh meluasnya pertempuran, dan mengumumkan penghentian bantuan pangan untuk sementara waktu di beberapa daerah di Jazeera.

“Keselamatan staf kemanusiaan, pasokan logistik dan lingkungan merupakan hal yang terpenting dan harus dipastikan apa pun kondisinya. Kami mendesak semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan Hukum Humaniter Internasional demi kepentingan warga sipil tak berdosa yang sangat membutuhkan bantuan,” kata Eddie Rowe, perwakilan dan direktur WFP di Sudan, dalam sebuah pernyataan. [uh/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG